REPUBLIKA.CO.ID, DELI SERDANG -- Beberapa saat pascagempa berkekuatan 8,5 Skala Richter (SR) yang mengguncang sebagian besar Provinsi Sumatera Utara, Rabu, sempat membuat warga pesisir panik bakal terjadi gelombang tsunami, termasuk di pesisir Kabupaten Deli Serdang.
Sejumlah masyarakat nelayan yang sedang beraktivitas di sekitar pesisir Deli Serdang, lari berhamburan ketika merasakan guncangan gempa.
"Sebagian besar warga berlari dan menjauh dari bibir pantai," kata Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Deli Serdang, M. Sahri. Di Desa Bagan Serdang, misalnya, saat terjadi gempa sekitar pukul 15.40 WIB banyak warga saling meneriakkan kalimat yang intinya masyarakat di kawasan pesisir agar menjauh dari pantai.
Mereka mengkhawatirkan kemungkinan bakal terjadi tsunami.
Namun hingga menjelang 16.30 WIB, kekhawatiran warga setempat terhadap bencana tsunami tidak terbukti. Pada saat musibah gempa, kata Sahri, ombak di sepanjang pesisir timur Deli Serdang relatif tinggi.
"Sejak satu pekan terakhir, ketinggian ombak rata-rata berada di atas normal," tambahnya. Disebutkannya, musibah gempa tidak ada menimbulkan korban jiwa mau pun kerusakan bangunan rumah penduduk di wilayah itu.
Suasana hampir serupa juga sempat terjadi di kawasan perkampungan nelayan Belawan Medan. Guncangan gempa yang berlangsung hampir satu menit itu, membuat banyak warga berhamburan keluar rumah dan diantara mereka sempat panik.
"Getaran gempa terasa cukup kuat dan tergolong lama, sehingga banyak penduduk yang takut bakal terjadi tsunami," kata Lukman, warga Kelurahan Belawan Bahari.
Kecemasan warga hanya terjadi beberapa saat dan setelah itu aktivitas di kawasan pesisir Belawan Medan kembali normal.
Gempa yang mengguncang sebagian wilayah Sumut berpusat perairan laut Pulau Sinabang, Kabupaten Simelue, Aceh. Data yang dikeluarkan Badan Meteorologi dan Geofisika Wilayah I Medan, menyebutkan, kekuatan gempa mencapai 8,5 pada Skala Richter dan berpusat di 93,12 derajat bujur timur dan 2,4 derajat lintang utara.(KR-JRD)