REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu tsunami membuat masyarakat Aceh tidak berani untuk masuk ke dalam rumah. Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Gustav Leo, menuturkan saat gempa terjadi pada sore tadi masyarakat memang terlihat panik dan memadati jalanan sehingga kemacetan terus terjadi. Awalnya, kata dia, kondisi mulai normal setelah gempa pertama usai, tetapi tiba-tiba ada isu bahwa akan adanya tsunami dan masyarakat pun kembali panik dan turun ke jalan.
"Hingga kini masyarakat masih memadati jalanan, listrik pun dibanyak daerah masih mati, tetapi listrik di kota memang telah menyala," ujar Kombes Gustav Leo saat dihubungi oleh Republika, Rabu (11/04). Menurut dia saat mendengar kabar adanya tsunami, masyarakat memang mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi, tapi kini sebagian masyarakat sudah ada yang berani kembali ke rumah.
Pihaknya mengatakan, jika listrik padam membuat masyarakat tidak dapat mengetahui informasi perkembangan gempa, sehingga masih banyak masyarakat yang lebih memilih mengamankan diri ke jalan. "Listrik mati, sinyal ponsel pun jelek, putus-nyambung, sehingga masyarakat tidak bisa menonton tv melihat berita, atau menelpon ke sanak saudaranya yang lain," tuturnya.
Karena hingga kini listrik masih padam masyarakat Aceh hanya mengandalkan informasi dari para petugas kepolisian yang terus berpatroli.