REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mantan Ketua Komite Normalisasi PSSI, Agum Gumelar, menyatakan sangat kecewa melihat perkembangan situasi organisasi PSSI hingga saat. "Saya sangat kecewa dengan situasi PSSI yang berseteru dengan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) hingga sekarang," kata Gumelar usai membuka Rakernas Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) 2012, di Solo, Jumat (13/4).
Namun, dia secara tegas tidak akan ikut campur masalah yang terjadi di PSSI dengan KPSI. Menurut dia, dirinya tidak akan ikut campur, karena tugasnya sudah selesai melaksanakan pemilihan Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa di Solo.
"Saya hanya bisa berdoa supaya perseteruan kedua pihak dapat segera selesai demi persepakbolaan Indonesia," kata Agum.
Ia menjelaskan, seharusnya ada rekonsiliasi yang keinginannya datang dari kedua pihak dan dilandasi pemikiran-pemikiran yang bersih. Sehingga, tidak ada yang memaksakan kehendak. "Semua tekadnya harus satu demi persepakbolaan Indonesia. Hal itu, baru bisa cair," katanya.
Namun, kata dia, situasi PSSI bisa cair tergantung dari kedua pihak yang berseteru. "Keduanya jangan saling mengotot dan merasa dirinya benar. Meskipun, keduanya agak sulit untuk bersatu, tetapi semuanya bisa dicoba untuk persepakbolaan di Tanah Air," imbuhnya.
Menurut dia, ketika Djohar Arifin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI di KLB di Solo, dirinya memberikan tiga pesan kepada terpilih. "Tinggalkan nilai-nilai lama yang arogan, perjudian, pengaturan skor karena kemajuan sepak bola Indonesia di pundakmu," katanya menegaskan.
Mengenai kebijakan pengurus lama yang positif, kata dia, tinggal melanjutkan dan jangan mengotak-ngotakan, serta main bongkar seenaknya, tetapi komunikasi dengan baik.