Rabu 18 Apr 2012 05:36 WIB

Yogyakarta Pelopor Pengobatan Leukemia Anak

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Sel darah putih pada pasien leukemia, hasil foto sains mikroskop elektronik
Foto: corbis
Sel darah putih pada pasien leukemia, hasil foto sains mikroskop elektronik

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Delapan dari 10 kanker anak terutama leukemia yang dirawat di RSUP Dr Sardjito bisa disembuhkan. Hal ini terjadi karena ada protokol Yogya yang sebelumnya dikenal sebagai protokol Wijayakusuma. Hal itu dikemukakan Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM dan Ahli Kanker Anak Prof Sutaryo di RSUP Dr Sardjito, Selasa (17/4).

"Pada awalnya protokol Yogyakarta itu dikritisi dunia terlalu berat. Tetapi ternyata setelah kita jalankan angka kematiannya kecil dan angka kesembuhannya besar dan tidak kalau dengan pengobatan di luar negeri. Bahkan, biayanya justru lebih murah," ungkap Prof Taryo dalam jumpa pers menjelang Kongres Onkologi Anak se Asia ke-7 yang berlangsung 21-24 April di Yogyakarta.

Protokol Yogyakarta ini merupakan metode pengobatan susunan obat untuk pasien leukemia (Acute lymphoblastic leukemia - ALL) sampai usia dua tahun. Komposisi obat dan biayanya yang lebih murah sekitar sepersepuluh sampai seperduapuluh dibandingkan dengan pengobatan di negara asing.

Dikatakannya, dalam pengobatan leukemia, hal yang penting adalah menghilangkan penyebab infeksi dan perdarahan. Sehingga, di ruang untuk perawatan pasien kanker anak tidak boleh ada yang menengok. Pasien hanya boleh dijaga oleh satu orang. Di samping itu, jika pasien mengalami perdarahan segera ditolong dengan transfusi.

Dia mengatakan, Yogyakarta merupakan pelopor pengobatan ALL untuk negara berkembang. Karena itu Yogyakarta dipilih untuk menjadi tuan rumah konferensi Onkologi Anak se Asia ke-7 yang diikuti sekitar 400 peserta dari 89 negara di dunia.

Saat ini di RSUP Dr Sardjito ada sekitar 200-250 pasien baru kanker anak dan 30-40 persennya menderita leukemia. Penyakit kanker anak yang tersering adalah kanker leukemia, kelenjar getah bening, neuroblastoma, retinoblastoma, nefroblastoma, dan kanker hati.

Eka Wibawa, ayah dari seorang pasien kanker leukimia, Erlinda G. Wibawa, mengatakan anaknya diketahui sakit leukemia ketika baru berusia 1,5 tahun. Setelah menjalani pengobatan selama dua tahun, Erlinda bebas dari obat. Sekarang Erlinda sudah berusia 15 tahun dan dinyatakan sembuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement