Jumat 20 Apr 2012 15:52 WIB

Popularitas Megawati Diyakini Bisa Naik

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Dewi Mardiani
Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri
Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengurus daerah PDI Perjuangan (PDIP) masih optimistis terhadap popularitas Megawati Soekarnoputri. Pasalnya, hasil survei dipandang tidak tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Sehingga, angka popularitas Megawati yang masih di kisaran 18 persen diyakininya akan dapat meningkat.

"Surveinya dinamis, jadi bisa naik. Saya rasa nanti popularitasnya akan lebih baik," kata Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Djarot Syarif Hidayat, Jumat (20/4). Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina PDI Perjuangan, Taufiq Kiemas mengaku kecewa dengan tren angka popularitas Megawati yang hanya ada di kisaran 14-19 persen sejak 2004.

Taufiq menilai angka itu tak cukup untuk membawa Megawati ke kancah pilpres di 2014. Apalagi jika dibandingkan dengan tren popularitas tokoh nasional lain yang terbilang pesat, antara lain Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang sudah mencapai angka 18 persen meski baru tiga tahun terjun ke partai politik. Begitu juga dengan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie yang telah mencapai angka 16 persen.

Menurut Syarif, ketokohan seseorang diukur dari kualitasnya dalam memecahkan persoalan kebangsaan. PDIP pun dikatakannya peduli mengenai pemecahan persoalan bangsa dengan ideologi. ''Kalau program dikerjakan serentak di desa-desa maka akan bisa. Saat ini kan terus berjalan dan Bu Mega terus ke daerah dalam rangka pembekalan di legislatif dan eksekutif,'' ujar dia.

Karenanya, ia pun menghimbau agar penepatan capres jangan terjebak pada faktor usia. Melainkan pada bagaimana kinerja orang tersebut. Apalagi, tambah Syarif, saat ini partai belum memutuskan siapa calon yang akan diusung untuk maju sebagai capres di 2014. "Itu juga hasil kongres di Bali masih kita analisis dan dipertimbangkan."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement