REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -Amerika Serikat boleh terus berkoar-koar menyebarkan Islamofobia. Namun di sana tak sedikit warga yang menganut agama penuh kontroversial, salah satunya Mormon. Satu penyebab kontroversi karena ajaran poligami yang dianut anggotanya. Ajaran agama ini mensyaratkan poligami sebagai salah satu jalan menuju surga.
Poligami memang ilegal di Amerika Serikat. Namun, sebagai agama dengan 6 juta pengikut, Mormon merupakan kekuatan yang harus diperhitungkan di Amerika Serikat.
Beberapa pesohor tercatat sebagai penganutnya, antara lain aktor Ryan Gosling, penulis Twilight Stephenie Meyer, dan penyanyi Gladys Knight. Satu keluarga yang memiliki rantai Hotel Marriott dan pendiri JetBlue Airways Jenderal Brent Scowcroft, penasihat keamanan Gedung Putih saat Presiden George W Bush berkuasa, dan kini calon presiden Partai Republik Mitt Romney juga dikenal sebagai penganut Mormon.
Walaupun Romney mengatakan Mormonisme hanya sebagai agama dan jalan hidup, ia juga bukan penganut "abangan". Romney menghabiskan 2,5 tahun sebagai misionaris di Bordeaux dan Paris yang membuatnya cukup fasih berbahasa Prancis.
Mormonisme adalah agama berusia muda, belum genap 200 tahun, dan terbiasa menghadapi permusuhan. Gereja Mormon dan pemukiman umatnya didirikan di Kota Nauvoo, Illinois, oleh Joseph Smith, pendiri dan nabi, pada tahun 1839. Di sini pula agama ini mengalami bencana terburuk ketika massa membunuh pendirinya pada 1844.
Smith adalah seorang buruh miskin di pedesaan yang nyaris tak bisa membaca dan menulis. Dia mengklaim bahwa Tuhan, Yesus Kristus, dan malaikat Moroni menampakkan diri kepadanya serta menunjukkan kepadanya prinsip dari agama baru yang ditulis dalam skrip Mesir kuno. Dia mengklaim bahwa Tuhan telah memerintahkan dia untuk menerjemahkan teks itu dan telah melengkapi dia dengan kacamata khusus untuk menyelesaikan tugas itu.
Kitab Mormon diterbitkan pada 1830. Setelah itu, agama ini mampu meraih pendukung dengan kecepatan mengagumkan. Agama ini lahir hampir berbarengan gerakan baru lainnya, termasuk Advent, Saksi Yehova, dan Pantekosta. Para sejarawan menyebut kurun ini sebagai periode "Kebangkitan Besar Kedua," revolusi religius Amerika Serikat yang terjadi 50 tahun setelah revolusi politik di negara yang saat itu masih muda.
Jika ditelusuri, dalam riwayat keluarga Romney, darah Mormon mengalir kental. Kakek buyutnya yang tinggal di kota kecil Galeana, Meksiko, memiliki lima istri. Ayahnya lahir di Meksiko dan datang ke Amerika Serikat ketika dia berusia 5 tahun. Sejumlah sepupu Mitt Romney masih tinggal di Meksiko.
Romney dan istrinya, Ann, telah mengangkat kelima anak mereka sesuai dengan tradisi Mormon. Keluarga ini biasa menghabiskan malam dengan membaca kitab suci Mormon, Book of Mormon. Ia juga melayani gereja sebagai uskup awam.
Namun, Romney selalu menghindari berbicara tentang sejarah keluarga dan poligami nenek moyangnya. Satu-satunya pengakuan tentang kemormonannya adalah bahwa ia menyumbang total sebesar US$ 4,1 juta ke gerejanya selama dua tahun terakhir.
Jika dia terpilih dan menduduki kursinya di Gedung Putih, maka sejarah akan mencatat negara anti-poligami ini akan memiliki pemimpin pro-poligami