Senin 23 Apr 2012 17:53 WIB

Muslim Norwegia Cemas Anders Breivik Kuatkan Islamofobia

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumaya, 9, dan ibunya Hodan, berpartisipasi dalam 'barisan mawah' di luar aula kota Oslo dalam peringatan korban pembantaian oleh Anders Breivik.
Foto: AP
Sumaya, 9, dan ibunya Hodan, berpartisipasi dalam 'barisan mawah' di luar aula kota Oslo dalam peringatan korban pembantaian oleh Anders Breivik.

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO--Kisah kekejaman Anders Breivik menyisakan rasa pelu dikalangan muslim Norwegia. "Mendengar namanya membuatku stress," komentar Sihen Naidja, imigran muslim asal Aljazair, seperti dikutip alarabiya.net, Senin (23/4).

Menurut Sihen, Breivik bukanlah manusia melainkan manusia yang dirasuki setan. "Jika memang ia manusia, tidak mungkin ia membunuh 77 orang di Oslo, Juli silam.  Saya berharap ia sendirian, tidak ada orang lain," katanya.

Bagi umat Islam Norwegia, tragedi Breivik merupakan intimidasi  terhadap keberagamaan Norwegia. Muslim khawatir, ada Breivik lain yang berkeliaran di Norwegia, dan tengah menyusun rencana gila yang berniat membersihkan Norwegia dari imigran .

Kekhawatiran itu cukup beralasan. Mengingat Breivik saat menjalani pengadilan secara terang-terangan tidak menyesali apa yang ia perbuat. "Muslim di Eropa tak ubahnya kanker yang tumbuh agresif. Suatu hari, mereka akan menjadi kekuatan dominan," kata pria berusia 33 tahun ini dihadapan pengadilan.

Mendengar pernyataan itu, Mohammed Naji, imigran muslim asal Etiopia mengaku sedih. Menurutnya, umat Islam tidak seperti apa yang dikatakan Breivik. "Aku begitu sedih mendengarnya," kata dia.

Naji berharap hanya ada seorang Breivik di Norwegia. Ia percaya Norwegia adalah bangsa yang cinta damai. Karena itu, sungguh aneh bila ada sosok seperti Breivik. "Tapi aku tidak seoptimis itu. Mungkin ada seseorang yang ingin mengikuti jejaknya," kata dia.

Basim Gozlan, pemilik lama www.Islam.no, menilai apa yang dilakukan Breivik menunjukan ada retorika berbahaya yang perlu diwaspadai. Narasi yang dibangun Breivik adalah mengenyahkan keberagamaan Eropa. "Hal inilah yang harus jadi perhatian bersama," kata Gozlan.

Imigran muslim asal Maroko, Hassana Mazzouj mengaku cemas dengan adanya kemungkinan Breivik lain. Menurut dia, dari pernyataan Breivik dapat disimpulkan ada orang lain yang bakal meneruskan jejaknya. "Sangat menyakitkan dan menakutkan," ujarnya.

Saber Bessid, seorang akuntan asal Tunisia, menolak bahwa serangan berdarah Breivik tidak ditujukan pada muslim melainkan orang-orang bersalah. Ia pun memuji apa yang dilakukan Norwegia dalam menangani masalah itu.

"Seluruh masyarakat Norwegia baik muslim, Kristen, atheis, berdiri bersama dan mengatakan "tidak' untuk tindakannya,  dan saya berharap Allah akan memaafkannya," pungkas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement