Selasa 24 Apr 2012 13:18 WIB

Hatta: Siapa Bilang Pembatasan BBM 1 Mei?

Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Menko Perekonomian Hatta Rajasa membantah pemerintah akan segera memutuskan kebijakan pengaturan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada 1 Mei 2012. "Siapa yang bilang (pada tanggal) satu Mei, info dari mana, siapa yang ngomong, ini bukan soal tidak jadi. Ini keliru," ujarnya seusai rapat koordinasi di Jakarta, Selasa (24/4).

Hatta menegaskan kebijakan pengaturan memerlukan persiapan dan sosialisasi yang memadai, agar masyarakat tidak panik terkait rencana ini.

Ia mengatakan pemerintah serius untuk menyiapkan kebijakan tersebut, yang dilakukan dalam upaya menjaga kuota BBM bersubsidi sebesar 40 juta kiloliter. "Ini kan belum ditetapkan, semua perlu persiapan yang baik, jangan tiba-tiba bilang pemerintah tidak siap, siapa yang tidak siap. Tapi kan kita atur dengan baik, sosialisasi dan persiapan," katanya.

Namun, pemerintah belum memutuskan kebijakan terkait BBM bersubsidi dalam waktu dekat, karena dalam rapat kabinet pemerintah masih mendiskusikan mengenai situasi perekonomian saat ini dan upaya menjaga ketahanan fiskal.

"Dalam rangka APBN-Perubahan 2012 dengan target pertumbuhan tetap 6,5 persen dan upaya apa saja untuk mencapai itu. Dan yang kedua kita melakukan upaya-upaya untuk menyehatkan fiskal kita," ujar Hatta menyangkut pembahasan rapat kabinet sore nanti.

Menurut dia, pembahasan APBN-Perubahan untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi sangat penting karena ada kemungkinan hingga akhir tahun pemerintah tidak akan menaikkan harga premium dan solar bersubsidi.

"Di APBN-Perubahan 2012 diasumsikan kenaikan BBM Rp 1.500 per liter, padahal bisa saja kalau tidak mencapai pasal 7 ayat 6a, (pemerintah) tidak menaikkan sampai akhir tahun. Jadi (APBN) harus tetap sehat," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement