Selasa 24 Apr 2012 16:00 WIB

Bandara Adisoetjipto Yogya Sudah Crowded

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Hafidz Muftisany
Bandara Adisucipto Yogyakarta
Foto: Antara
Bandara Adisucipto Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Yogyakarta sepertinya harus sudah mulai memikirkan masa depan kondisi bandara Adisoetjipto. Pihak maskapai menilai, kondisi bandara tersebut sebenarnya sudah tidak layak untuk digunakan sebagai bandara komersial. 

''Kondisinya sudah terlalu crowded. Pemerintah seharusnya mulai memikirkan bagaimana memindahkan lokasi Bandara Yogyakarta ke lokasi yang lebih representatif,'' kata General Manager PT Garuda Indonesia Yogyakarta, Muhammad Anshori, di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Selasa (24/4).

Dia menyebutkan, ada beberapa permasalahan yang kini dihadapi Bandara Adisoetjipto. Seiring dengan perkembangan Kota Yogyakarta, perluasan komplek Bandara juga sudah semakin sulit dikembangkan. 

Bukan hanya bagi pengembangan fasilitas penumpang di apron Bandara, bahkan kondisi landas pacu juga sudah tidak memadai. Panjang landas pacu yang ada saat ini, menyebabkan pesawat berbadan lebarsudah tak bisa mendarat di Bandara Adisoetjipto.

Bahkan bukan hanya pesawat berbadan besar yang tak bisa mendarat di Bandara Yogyakarta ini, pesawat berbadam medium juga menjadi tidak bisa mulus mendarat di landas pacu bandara ini. ''Begitu pesawat mendarat, pilotnya harus langsung mengerem laju pesawatnya agar bisa berhenti di ujung landasan. Ini menyebabkan penumpang menjadi tidak nyaman,'' jelasnya.

Sebelumnya, seorang anggota DPR, Gandung Pardiman, menjelaskan dalam satu bulan rata-rata jumlah pengunjung bandara mencapai antara 120 hingga 150 ribu orang. ''Terbatasnya sarana infrastruktur di bandara ini, menyebabkan kondisi bandara terkesan semrawut,'' jelasnya.

Belum lagi mengingat status bandara yang menjadi milik TNI AU. Gandung menambahkan, keberadaan pesawat TNI yang juga menggunakan landasan pesawat komersil, menambah kepadatan penerbangan di Bandara Adisoetipto.

''Mosok, pesawat komersial yang mau landing atau take off harus menunggu pesawat-pesawat capung terbang atau turun dulu,'' katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement