REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT - Kafe perempuan di Kuwait menimbulkan kontroversi dalam beberapa pekan terakhir. Terutama setelah adanya laporan mengenai tindak kekerasan di tempat tersebut. Anggota parlemen Kuwait menyerukan segera dikeluarkannya hukum yang mengatur pelaksanaan mengenai praktik kafe perempuan.
Menurut laporan Departemen Dalam Negeri Kuwait, kafe perempuan di sana telah memicu sejumlah perilaku tak senonoh. Terutama di kamar pribadi yang semestinya dialokasikan bagi pengunjung keluarga. Setelah temuan tersebut, kementrian mengumumkan akan meluncurkan rencana untuk mendeteksi kegiatan ilegal di dalam kafe.
Beberapa anggota parlemen menyatakan dukungan mereka terhadap rencana kementrian tersebut. Anggota Parlemen Konservatif Walid al-Tebtebaei mengatakan, Kementrian Dalam Negeri telah mengambil tindakan terhadap orang-orang yang terlibat dengan kafe. Hal tersebut dilakukan setelah adanya laporan praktek ilegal dan tak etis, yang membuat kementrian perlu mengambil tindakan.
“Anak laki-laki dan perempuan muda mengambil keuntungan dari kurangnya pemantauan terhadap tempat semacam itu. Mereka ke sana dan terlibat dalam perilaku yang tak bermoral,” ujar Tebtebaei seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (25/4).
Menurut Tebtebaei para pemilik kafe hanya memikirkan keuntungan yang cepat dan banyaknya pelanggan tanpa memikirkan atau takut akan hukuman. Hal ini dikarenakan tak adanya langkah pemerintah yang mengatur masalah tersebut.
“Pemilik kafe menggunakan koneksi mereka dan merubah kafe menjadi klub malam, dimana barang yang dilarang seperti alkohol bebas dikonsumsi. Tempat seperti klub malam tak diperbolehkan di Kuwait,” ujar Dia.
Tebtebaei menambahkan dua pekan lalu ia meminta mentri dalam negeri, untuk mengangkat isu kafe perempuan ini dalam daftar teratas masalah yang harus segera diatasi. Saat ini Tebtebaei percaya kementrian telah melakukan sesuatu terkait masalah ini.
“Saya percaya mereka akan melakukan yang terbaik untuk menghilangkan fenomena asing tersebut di masyarakat Kuwait. Sebab hal itu telah melanggar nilai dan tradisi yang telah ada,” kata dia.