Kamis 26 Apr 2012 18:53 WIB

Munatsir: Rela Dipecat Demi Partai

Rep: mansyur faqih/ Red: Taufik Rachman
Partai Golkar
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Forum Silaturahmi DPD II Partai Golkar, Muntasir Hamid mengaku siap dipecat dari partai. Asalkan dapat memperjuangkan aspirasi suara DPD II yang menginginkan untuk terlibat langsung dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas). Ini merupakan forum yang digunakan untuk menetapkan calon presiden partai.

''Saya siap. Saya selaku kader yang telah dibesarkan partai, pernah duduk jadi ketua DPRD kota Banda Aceh, ketua kadin kota. Jadi kalau diancam dipecat, saya siap,'' katanya ketika dihubungi Republika, Kamis (26/4).

Menurutnya, tujuannya berbicara bukan untuk menjatuhkan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) yang ingin menjadi calon presiden pada 2014. Melainkan agar pengambilan keputusan tidak dilakukan sepihak.

Ia juga mengatakan saat ini berupaya untuk menyelamatkan partai dari penghianat yang ada di lingkaran terdekat Ical. Beberapa nama yang dianggapnya penghianat dan penjilat antara lain, bendahara umum Setya Novanto, wasekjen Leo Nababan, Andi Achmad Dara (Adai), dan Fuad Hasan Masyhur.

''Saya ini saat munas adalah orang terdepan pendukung Ical. Tetapi, saat ini Ical dikelilingi penjilat yang merusak organisasi. Jadi saya selaku kader punya tanggung jawab moral untuk mengkritisi dan berusaha bersuara untuk membenahi,'' ujar Ketua DPD Banda Aceh tersebut.

Munatsir menuding ada lima orang yang dianggapnya mengendalikan jalannya partai di 33 provinsi. Empat di antaranya, Tjitjip Sutarjo yang menguasai wilayah Jawa dan Bali, Freddy Latumena untuk wilayah Papua dan Ambon, Mahyudin Kalimantan, dan Adai di wilayah Sumatera.

Sehingga, lanjutnya, kaderisasi di partai sudah menjadi tak jelas. Sudah menjadi seperti perusahaan yang memiliki mekanisme tertutup.

''Saya inginnya Ical tahu kondisi di DPD II. Masak tanya kondisi Aceh tanya orang Makasar. Ketika tanya masalah Papua masak tanya orang Ambon. Ini bukti adanya pembonsaian tokoh lokal di tingkat nasional,'' ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement