Kamis 26 Apr 2012 19:06 WIB

Terungkap, Materi Latihan Militer AS Bukan Lawan Terorisme, Tapi Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Tentara AS di Afghanistan
Foto: Reuters
Tentara AS di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -Rupanya selama ini materi pelatihan militer AS cenderung mengusung prinsip berperang terhadap Islam, alih-alih terhadap bentuk terorisme itu sendiri. Pejabat militer AS memerintahkan untuk meninjau ulang penggunaan materi pelatihan tentara yang menggambarkan bahwa AS berperang melawan Islam. Peninjauan ini merupakan jawaban atas keluhan yang dilaporkan tentara AS setelah menjalani pelatihan selama delapan pekan.

Ketua Gabungan Kepala Staf Tentara AS, Jenderal Martin Dempsey, Selasa (24/4) kemarin, telah mengirimkan surat kepada pimpinan tentara AS dan garda nasional guna memerintahkan peninjauan terhadap materi pelatihan. "Peninjauan ini akan memastikan program-program pendidikan ini mencerminkan kepekaan budaya, penghormatan terhadap suatu agama dan keseimbangan intelektual tentara AS," tulis Dempsey, seperti dikutip reuters.com, Kamis (26/4).

Juru bicara Pentagon, Kapten John Kirby mengatakan peninjauan itu merupakan bentuk jawaban bahwa AS tidak memerangi Islam melainkan terorisme, utamanya Alqaidah. "Dari materi berjudul ""Perspektif dan Radikalisme Islam" harus diakui bahwa AS seolah berperang melawan Islam. Padahal itu sama sekali tidak benar," ungkapnya.

Kirby mengatakan Menteri Pertahanan Leon Panetta juga merasa "keprihatinan mendalam" atas temuan itu. Karena itu, kata Kirby, Dempsey juga memerintahkan penyelidikan mengenai bagaimana materi itu bisa masuk sebagai materi pelatihan.

Menurut Kirby, hingga saat ini tidak diketahui berapa jumlah tentara yang ambil bagian dalam pelatihan itu semenjak tahun 2004. Ia pun berjanji penyelidikan akan dilakukan secara intensif. "Staf pelatih saat ini belum diberikan sanksi. Sebab, tentara yang melaporkan temuan itu belum juga terindentifikasi," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement