REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Wingbek sekaligus kapten Inter Milan, Javier Adelmar Zanetti meluncurkan buku biografinya berjudul 'Captain and a Gentleman' (Kapten dan Pria Sejati). Buku itu diluncurkan jelang laga final Liga Champions musim 2009/2010 kontra Bayern Munich. Inter keluar sebagai juara setelah menang 2-0 sekaligus melengkapi treble winner Inter pada musim tersebut.
Dalam buku biografinya, pemain yang sukses mengantarkan Inter Milan menjuarai Liga Italia Serie-A selama empat musim beruntun itu mengisahkan perjalanan awal kariernya di Argentina hingga capaian terbaiknya saat membawa La Beneamata meraih treble winner.
Pemain berjuluk El Tractor ini mendapat amanah memegang ban kapten sejak 29 Agustus 1999 menggantikan bek legendaris Inter, Giuseppe Bergomi yang pensiun. Zanetti yang sangat jarang keluar dari daftar line up sejak membela Inter pada 2005, menjadi salah satu dari sedikit pesekpabola yang mampu mecatatkan rekor bermain hingga seribu pertandingan. Di final Liga Champions yang digelar Santiago Bernabeu pada 22 Mei 2010 --di luar pertandingan persahabatan dan turnamen resmi FIFA-- mantan pemain Banfield itu memainkan laga resminya ke-700 bersama Inter.
Mantan pelatih Inter, Roy Hodgson menilai, Zanetti adalah pemain teladan yang bisa menjaga penampilannya di lapangan, karena menerapkan kehidupan disiplin ketat. Dampaknya, pemegang rekor caps dengan 145 pertandingan bersama timnas Argentina ini selalu menjadi pilihan utama skuat Inter, meski I Nerazzuri sudah 17 kali berganti pelatih selama ia memperkuat Inter.
“Mencapai seribu pertandingan merupakan prestasi fantastis,” puji Hodgson. “Dia memainkan sebagian besar pertandingannya di level paling atas, baik di Serie A dan untuk tim nasional,” lanjut pelatih West Bromwich Albion ini.
Dikutip dari Independent.co.uk, Hodgson menyebut Zanetti adalah pemain yang masuk akal. Maksudnya Zanetti jarang mencoba hal-hal buruk di luar lapangan yang dapat berpengaruh terhadap fisiknya di lapangan. Karena itu, Hodgson menilai Zanetti bisa konstan mengatur performa dan jarang terkena cedera, meski dapat dikategorikan sebagai pemain uzur.
“Ketika aku berada di sana (melatih Inter) ia adalah seorang pekerja keras di sisi kanan lapangan tengah yang siap maju dan defensif (mundur),” kata dia. “Dia seorang atlet fantastis yang terbaik. Dia jarang terluka, jarang ditangguhkan, dan dia bukan pemain kotor,” tambah Hodgson.
Zanetti yang membawa klubnya lima kali meraih Scudetto merasakan kebahagian paling puncak setelah memimpin Inter meraih gelar liga domestik, Piala Copa Italia, dan Liga Champions. Setelah itu, pemain yang belum pernah mempersembahkan gelar juara bagi timnas Argentina menandatangani kontrak perpanjangan bersama Inter hingga menjelang ulang tahunnya ke-39.
“Mungkin (saya merasa lelah) setelah meraih treble winner. Semua pada satu waktu terkuras habis,” ungkap dia. Zanetti berkata dalam bukunya, “Anda selalu menemukan motivasi, ada piala lagi untuk menang,” kata pemain kesayangan Presiden Inter, Massimo Moratti.