REPUBLIKA.CO.ID,SAN DIEGO—Pakar Studi Islam, Universitas Hawaii, Profesor James D Frankel punya kesan mendalam saat mengunjungi Cina. Di sana, ia menemukan pengalaman unik tentang Cina dan Muslim.
“Ketika orang tahu bahwa ada muslim di Cina, maka sebagian besar warga Cina ingin tahu sebenarnya seberapa besar populasi Cina, “ kata dia saat memberikan kuliah umum tentang Cina Islam, di Universitas San Diego, seperti dikutip thedailyaztec.com, Senin (30/4).
Frankel mengatakan meski sulit menghitung jumlah muslim di Cina, namun para ahli menduga ada lebih dari 100 juta muslim di Cina. Dari 100 juta, sebagian besar merupakan etnis Hui, yang secara historis memiliki keterkaitan langsung dengan peradaban Islam dan Cina.
“Cara membedakan antara muslim dan Cina adalah, muslim tidak mengkonsumsi daging babi. Inilah satu alasan mengapa etnis Han, yang merupakan mayoritas dari populasi Cina tidak tahu banyak tentang muslim Cina,” kata dia.
Frankel mengungkap lantaran tidak memakan daging babi, muslim Cina jarang bersosialisasi dengan orang Han, ambil contoh, jarang muslim Cina bertamu dengan tetanggannya yang Han, karena khawatir disuguhkan makanan mengandung babi.
“Efek dari hal itu adalah orang Han memandang rendah muslim Cina. Selanjutnya prasangka mulai muncul. Ketika saya di Beijing, saya naik taksi dari sebuah masjid, taksi tersebut bertanya, ‘Apa yang kamu lakukan di masjid?mengapa anda tertarik dengan orang-orang didalamnya, padahal mereka orang-orang aneh,” kenang Frankel.
Cina termasuk bangsa di luar Arab yang mengenal Islam lebih awal. Ajaran Islam pertama kali tiba di China pada sekitar tahun 615 M.
Disebutkan dalam berbagai literatur sejarah, Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqash untuk membawa ajaran Islam ke daratan Cina. Bahkan beberapa meyakini Sa’ad meninggal dunia di Cina pada tahun 635 M, dan kuburannya dikenal sebagai Geys’ Mazars.
Dia datang pada masa kekaisaran Yung Wei dari Dinasti Tang. Kaisar ini kemudian memerintahkan pembangunan Masjid Huaisheng atau masjid Memorial di Kanton, yang merupakan masjid pertama di daratan Cina.
Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah mencapai masa keemasan, sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok