Selasa 01 May 2012 14:56 WIB

Trial and Error dalam Menjalani Kehidupan

Eric 'Bilal' Abidal sedang membaca Alquran di dalam pesawat. Bek Barcelona itu dikabarkan bakal menjalani transplantasi hati dalam beberapa pekan ke depan.
Eric 'Bilal' Abidal sedang membaca Alquran di dalam pesawat. Bek Barcelona itu dikabarkan bakal menjalani transplantasi hati dalam beberapa pekan ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam dunia Teknologi informasi (TI) atau dunia gamers istilah trial and error sangat akrab di telinga. Jika seseorang mencoba sesuatu tanpa tahu petunjuknya, tapi dia akan terus mencoba lalu dia akan tahu setelah justru menemukan kegagalan demi kegagalan.

Istilah itu disebut trial and error. Mencoba dan gagal, tetapi jika kita terus mencoba akhirnya walhasil kita tahu bagaimana seharusnya sistem beroperasi atau bagaimana operasi sistem yang seharusnya.

Bagi Pak Cucu, seorang supervisor finance sebuah perusahaan swasta dan mungkin untuk sebagian orang lainnya, sistem trial and error ini acapkali digunakan, apalagi terhadap sesuatu software atau hardware yang tidak mengandung risiko atau minim risikonya, seperti games misalnya.

Tetapi bagaimana dengan yang berisiko tinggi? Sudah sebaiknyalah kita sebelum memulai, membuka terlebih dahulu manual book atau juklak (petunjuk pelaksanaan) atau tatacara operasi sebuah software atau hardware agar terhindar dari pemborosan waktu bahkan terjadinya damage atau kerusakan terhadapnya.

Begitu pula dengan hidup dan kehidupan. Menurut saya sangatlah berisiko bila kita melakukan trial and error, sampai kemudian mencapai hakikat dari kebenaran tersebut.

 

Biasanya seseorang bila diajak untuk meninggalkan suatu kebiasaan buruk atau diimbau untuk masuk ke dalam tuntunan agama seringkali, atau banyak orang beralasan belum mendapatkan hidayah. Sedangkan hidayah terambil dari kata huda yang dapat diartikan dengan petunjuk itu sudah ada sejak dahulu.

Karena sesungguhnya Allah SWT telah dan selalu memberikan petunjuk yaitu lewat Alquran. Hanya saja seringkali kita tidak mau membacanya, membuka petunjuknya, membaca manual book dari sebuah sistem kehidupan yang Islam atau yang selamat, yang sekaligus sebagai rahmat bagi alam semesta.

 

Sebagaimana ayat “Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,” (QS Al-Baqarah, 2 : 2). Dan dalam ayat lain ; “wa wajadaka dhaallan fa hadaa” (QS. Adh Dhuha, 93 : 7) yang artinya ; “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberi petunjuk”.

Yang dimaksud dengan bingung dari ayat di atas adalah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhamad SAW sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat.

 

Tetapi banyak orang lebih sering memilih untuk melakukan trial and error dalam menjalani kehidupan, membuat perhitungan-perhitungan sendiri, merumuskan analisa dan prediksi premis yang terkadang takberdasar, kemudian menetapkan hukum-hukum tanpa disandarkan kepada aturan yang Haq. Yaitu Alquran dan As-Sunnah.

 

Jika kita bahas lebih jauh, bahwa wahyu yang pertama atau ayat yang pertama turun kepada Rasullullah SAW adalah; “Bacalah, dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan.” (QS. Al Alaq, 96 : 1).

Pesan ini sangat penting agar manusia menggunakan seluruh perangkat indra yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada kita, seperti ; penglihatan, pendengaran, hati dan akalnya secara optimal.  Iqra dari kata qoro’a yang dapat diartikan dengan menghimpun. Karena itu perintah menghimpun seluruh informasi yang ada di jagat raya dengan dihubungkan kepada “bi ismi Rabb” dengan atau atas nama Rabb, Allah Yang Menciptakan, Yang  Menyempurnakan, Yang Menetapkan ketentuan, Yang memberi petunjuk(khalaqa fasawwa, qaddara fahada).

Ilustrasinya, jika kita melihat makanan apa hubungannya dengan Alloh Yang Menciptakan. Lalu Iqro, himpun informasinya, jika makanan itu adalah buah mangga, maka Allah yang menciptakan biji, membelah bumi agar dapat ditanami, membuat dataran tinggi dan dataran rendah agar angin mengalir, mengarak awan, mencurahkan hujan, menciptakan matahari, malam dan siang, bulan dan planet agar terciptanya gaya gravitasi yang memungkinkan biji itu tetap ditanah, semesta jagat raya semua saling berhubungan dengan tumbuhnya biji-bijian yang selanjutnya setelah melalui proses yang panjang lalu hadir di depan meja makanan kita, siap untuk dihidangkan. Subhanallah, walhamdulillah, walailaha illalloh, wallahu akbar.

Dengan ilmu iqra kita dapat menjadi cerdas, berpengetahuan dan berwawasan luas. “Bacalah” atau ilmu iqra juga membuka jalan kearah lingkungan ilmiah. Rasullullah tidak mengumbar “kesaktian” sebagaimana halnya beliau berdarah dikeningnya ketika berperang.

Hal itu membuat islam membuka semangat berpikir (aqliyah) yang merupakan ruh dari budaya intelektual. Oleh karena itu Islam adalah agama yang logis jika logika kita diselaraskan dengan tuntunan Alqur’an dan As Sunnah sebagai dasar pedoman Islam.

Bukankah jika kita ingin menggunakan semisal handphone yang sangat canggih pun kita mestilah membaca manual book atau buku petunjuk penggunaan agar alat atau handphone tersebut dapat berfungsi secara maksimal? Kemudian jika kita memakai sistem trial and error, apakah tidak akan merusak alat atau kecanggihan handphone tersebut? Lalu bukankah kita manusia adalah ciptaan Allah SWT, juga alam semesta raya ini. Tidakkah kita tergerak agar dapat maksimal dengan membaca manual book, atau buku petunjuk seluruh manusia?

“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-KU, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agamamu.” (QS. Al Maidah, 5: 3)

Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu mencari petunjuk-NYA, dengan selalu membaca petunjuk-NYA sekaligus mendapatkan taufik, hidayah serta berkah dan rahmat Allah SWT,  Aamiin, Ya Rabbal Al Amin.

Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik disisi ALLAH adalah yang mengamalkannya.

Ustaz Erick Yusuf: Pemrakarsa Training iHAQi (Integrated Human Quotient)         

Twitter: @erickyusuf

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement