REPUBLIKA.CO.ID, MADRID - Real Madrid kembali mencomot mahkota Liga Spanyol setelah sukses membekuk Athletic Bilbao 3-0, Kamis (5/3) dinihari WIB. Gelar ke 32 dalam kompetisi liga ini sekaligus meruntuhkan rezim Barcelona, yang tiga tahun berturut turut kemarin merajai Liga Spanyol.
Adalah Gonzalo Higuain, Mesut Ozil dan Cristiano Ronaldo yang menjadi ksatria pembawa panji kemenangan tentara Los Blancos, dinihari tadi. Namun, pujian sepertinya lebih pantas dilayangkan ke sang 'penunggang' raksasa Real Madrid.
Ya, Jose Mourinho lah yang membuat Real Madrid akhirnya kembali unjuk taji. Sejak digaet pada musim 2010/2011, 'The Special One' memang ditugaskan menyandang misi khusus: kudeta Barca dari takhta juara!.
Musim pertama menukangi Madrid, Mou, memang masih merancang strategi perangnya. Dominasi Barca, yang dikomandani Messi, memang terlihat maha ganas dan sulit ditaklukan.
Namun hanya butuh satu musim baginya untuk menyingkirkan kabut gelap di Bernabue. Dengan mencatatkan rekor nyaris sempurna di La Liga Spanyol, yaitu 94 poin dari 36 pertandingan Mourinho sudah kembali merebut takhta sekaligus meruntuhkan sang penguasa lama.
Trofi ini menjadikan pelatih asal Portugal tersebut sebagai salah satu pelatih 'langka' di rumput hijau benua biru. The Special One tercatat sebagai salah satu pelatih dalam sejarah yang mampu menorehkan trofi juara di empat liga berbeda.
Mou sukses mengantarakan FC Porto (Liga Primer Portugal), Chelsea (Liga Primer Inggris), Inter Milan (Liga Italia Serie-A) dan kini Real Madrid (Liga Primer Spanyol) sebagai raja di liganya masing masing.
Hingga kini tercatat baru tiga pelatih yang mampu meraih kesuksesan serupa. Ada pelatih Ernst Happel yang sukses melakukannya di Liga Belanda, Belgia, Jerman, dan Austria dan Giovanni Trapattoni yang mampu usung empat takhta di Italia, Jerman, Portugal, dan Austria.
Yang paling menarik mungkin pelatih asal Kroasia, Tomislav Ivic,. Ia tercatat sukses di lima liga berbeda, Yugoslavia, Belanda, Belgia, Yunani, Portugal, dan Prancis.