REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Komunikasi DPD II Golkar, Muntasir Hamid tidak terima disebut 'habis minum' yang artinya mabuk oleh Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Muntasir malah menyindir Aburizal yang disebutnya sedang mabuk kekuasaan.
"Mungkin Pak Ical (Sapaan akrab Aburizal) yang lagi mabuk kekuasaan," sindir Muntasir, di Jakarta.
Pernyataan Ical soal orang yang 'habis minum' itu sebenarnya tidak langsung menyebut nama Muntasir. Ical menyebut, hanya seorang saja di DPD II yang menentang Rapimnasus dan orang itu disebut Ical 'habis minum'.
DPD II yang keras menentang penolakan Rapimnasus guna mengusung Ical jadi Capres tunggal tak lain Muntasir. "Saya tidak takut dipecat. Kalau Pak Ical memecat itu namanya sewenang-wenang. Zaman orde baru saja tidak begitu," tegas Muntasir.
Era Soeharto dulu dinilainya masih demokratis. Terlebih lagi di era Akbar Tanjung. Golkar menerapkan konvensi sehingga capres dari Golkar lebih demokratis, tidak ditetapkan sepihak. Semua elemen di Golkar terlibat dalam pencapresan. Kini yang seperti itu tidak ada lagi.
Muntasir mengaku sudah menerima 'teguran' dari DPD I Aceh, namun dia meminta agar ditunjukkan surat teguran DPP itu. "Di Aceh itu berlaku syariat Islam, masa saya disebut mabuk," tuturnya.