REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Empat anak tewas dan satu orang cedera ketika amunisi yang tertinggal di wilayah Darfur Sudan meledak, kata misi penjaga perdamaian Uni Afrika-PBB (UNAMID).
Seorang juru bicara UNAMID mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika UXO meledak di Tringlat, daerah sebelah utara El Geneina, ibu kota negara bagian Darfur Barat. UXO adalah bom tertinggal yang gagal meledak.
Di wilayah lain Sudan, badan kemanusiaan PBB OCHA mengatakan bulan lalu, mereka menerima laporan-laporan bahwa tiga anak tewas di Kadugli, ibu kota negara bagian Kordofan Selatan, ketika anak-anak itu menemukan UXO yang kemudian meledak.
Pasukan pemerintah Sudan memerangi gerilyawan di Kordofan Selatan sejak Juni lalu.
Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) dan kelompok-kelompok gerilya lain Darfur telah berjanji menggulingkan rejim Khartoum, yang mereka anggap tidak mewakili keragaman politik, etnik dan keagamaan di Sudan.
Sejumlah kelompok gerilya Darfur, khususnya JEM dan Tentara Pembebasan Sudan (SLA), memberontak pada 2003 untuk menuntut otonomi lebih luas bagi wilayah barat yang gersang itu. Mereka kini dianggap sebagai kelompok pemberontak yang paling kuat.
JEM menolak menandatangani perjanjian perdamaian penengahan Qatar yang ditandatangani Sudan dan Gerakan Keadilan dan Kebebasan (LJR), sebuah kelompok pemberontak lain di Darfur, pada 2011.
Perpecahan di kalangan pemberontak dan pertempuran yang terus berlangsung menjadi dua halangan utama bagi perundingan perdamaian yang dilakukan sejak 2003 di Chad, Nigeria dan Libya, sebelum pindah ke Doha.
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon telah mengungkapkan kekhawatiran atas peningkatan pertempuran antara gerilyawan dan pasukan pemerintah di wilayah Sudan barat itu.
Ban mengatakan, ia terutama khawatir mengenai pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok gerilya Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) serta Tentara Pembebasan Sudan (SLA) yang setia pada Minni Minawi.