Kamis 10 May 2012 20:51 WIB

Geliat Islam di Bordeaux (3-habis)

Suasana shalat Jumat di Masjid Bordeaux, Prancis.
Foto: profimedia.si
Suasana shalat Jumat di Masjid Bordeaux, Prancis.

Oleh: Sofyan Muhammad*

Tak hanya menggelar shalat jamaah dan shalat Jumat, Masjid Al-Huda juga punya banyak aktivitas lain.

Mulai dari ibadah wajib, pengajian rutin, kelas bahasa Arab, perpustakaan, sampai dengan konsultasi keislaman bagi siapa saja yang membutuhkan. Sudah ada beberapa orang yang menjadi mualaf dengan berikrar di masjid ini.

Hanya berjarak 25 meter dari masjid ini, terdapat toko buku Islam Assuniyah, yang menjual perlengkapan Muslim dan buku-buku Islami. Dan, antara masjid hingga alun-alun Victoire bertebaran restoran Muslim yang tentunya halal.

Kebab menjadi menu utama restoran-restoran itu. Harganya cukup murah. Hanya dengan dua euro, kita sudah mendapatkan kebab Turki ukuran jumbo.

Selain Masjid Al-Huda, ada juga Masjid Anour l’Mouhamadi. Berbeda dengan Masjid Raya Al-Huda, masjid ini dengan jelas memasang papan nama masjid dalam bahasa Arab dan bahasa Prancis. Masjid yang beralamat di Rue des Menuts ini juga berlokasi sangat strategis, yakni hanya berjarak sekitar 200 meter dari Port de Bourgogne—stasiun pemberhentian trem dan juga daerah wisata.

Berlantai dua, Masjid Anour l’Mouhamadi memang tak sebesar Masjid Al-Huda. Namun, aktivitas keagamaan di masjid ini pun tak kalah banyak. Di sekitar masjid ini, terdapat banyak toko kelontong, toko sayur, dan toko daging yang dijamin kehalalannya.

Para pemilik toko tersebut pastinya Muslim. Kebanyakan dari mereka merupakan keturunan Timur Tengah seperti Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Lebanon. Mereka semua berkewarganegaraan Prancis.

Senang sekali menemukan banyak toko yang dijamin kehalalannya. Meski demikian, konsumen toko-toko ini bukan hanya dari kalangan Muslim, melainkan juga non-Muslim. Alasan mereka, selain harganya bersaing, mereka juga tahu kebersihan yang dijaga oleh pedagang Muslim. Bangga juga saya mendengar alasan warga non-Muslim yang berbelanja di kawasan Muslim rue des menuts ini.

Pembuktian diterimanya Islam di Bordeaux saya lanjutkan ke hypermarket terbesar, yaitu Achan. Saya mencoba mencari produk-produk berlabel halal. Dan ternyata, ini bukan pekerjaan sulit. Malah, di hypermarket ini terdapat tempat khusus untuk menjual produk-produk halal. Rupanya pasar Muslim di Bordeaux ini mendapat tempat tersendiri bagi pemilik hypermarket tersebut.

* Pelajar Indonesia di Prancis   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement