REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Toleransi beragama semakin berkembang di kalangan pesepakbola Eropa. Tak hanya jendral lapangan tengah Barcelona, Xavi Hernandez yang menghormati Islam dan rekan-rekannya yang Muslim, gelandang Newcastle United, Yohan Cabaye juga mengedepankan pentingnya saling menghormati.
Gelandang 26 tahun itu menyatakan, sangat penting menjunjung tinggi saling menghormati, terutama munculnya masalah pelecehan rasial di sepakbola Inggris. Sama seperti Barcelona yang memiliki pemain Muslim, di dalam skuat the Magpies juga ada pemain Muslim, yakni Demba Ba, Hatem Ben Arfa dan Papiss Cisse.
"Saya Katolik dan percaya akan agama saya, tapi pemain Muslim juga sama seperti orang lain dengan kepercayaan berbeda," ujar gelandang berkebangsaan Prancis itu, seperti dilansir Sunday Sun.
Mantan playmaker Lille itu melanjutkan, "Setiap orang berhak menentukan pilihannya akan kepercayaan."
Karena itu Cabaye menilai perbedaan kepercayaan bukanlah sesuatu yang menjadi persoalan. Punggawa Timnas Prancis itu berpendapat, setiap orang harus bisa menerima ketika orang lain memilih suatu kepercayaan. Asalkan, menurutnya, kepercayaan itu membawa pemeluknya ke jalan yang benar dan melakukan hal yang baik.
"Menjadi Muslim adalah kepercayaan dan itu harus diterima dan dihormati," ujar gelandang yang mengantarkan Lille menyabet duoble winner, trofi Ligue 1 dan piala Coupe de France pada musim 2010/2011.