REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Alasan mengapa pilot Sukhoi Superjet 100 menurunkan ketinggian (feet) dari 10.000 menjadi 6.000 masih menjadi misteri. Komandan Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Marsma TNI A. Adang Supriyadi, mengungkapkan alasan pesawat tersebut turun ada pada Air Traffic Control (ATC) dan Blackbox.
"Rekaman itu ada di ATC dan blackbox pesawat. Yang bisa mengakses cuma KNKT," ungkap Adang saat dihubungi Republika, Jakarta, Jumat (11/5).
Dia mengaku tidak tahu informasi apa yang berada di ATC dan blackboks. Meski demikian, ungkapnya, semua kontak pesawat dengan induk akan terekam di ATC dan blackbox. Termasuk, rekaman terakhir yang meminta pesawat untuk turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6000 kaki.
Kepala Badan SAR Nasional, Marsma Daryatmo, pun mempertanyakan mengapa pesawat Sukhoi super 100 tiba-tiba minta turun dari ketinggian 10.000 kaki ke ketinggian 6000 kaki. Menurutnya, kontak terakhir yang terjadi setelah pukul 14.00 WIB tersebut masih mengundang tanda tanya besar.
"Saya juga tanyakan itu. Mengapa Sukhoi minta turun," ungkap Daryatmo di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/5).
Menurutnya, pesawat meminta turun sebelum jam 14.33 WIB. Ketika itu, ungkap Daryatmo, posisi koordinat pesawat berdekatan dengan posisi terakhir saat ini di gunung salak. Sementara, gunung salak memiliki tinggi 7000 kaki.