Sabtu 19 May 2012 17:49 WIB

Legenda Inggris Pesimistis terhadap Three Lions

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Chairul Akhmad
Gary Lineker
Foto: AP
Gary Lineker

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pemain legendaris tim nasional Inggris, Gary Lineker, pesimistis negaranya akan berprestasi di Piala Eropa mendatang. Meskipun skuat the Three Lions selalu menjadi salah satu favorit jika menghadapi turnamen internasional.

Seperti dilansir Daily Star akhir pekan ini, Lineker mengutarakan pandangan berbeda. Penggawa tim nasional Inggris medio 1984-1992 ini mengatakan, perubahan di tubuh skuat the Three Liones tidak terlalu memberikan perbedaan berarti.

Sehingga ia pesimistis Steven Gerrard dan kawan-kawan akan bisa mencapai ekspektasi publiknya di Ukraina-Polandia. Inggris mungkin saja akan kembali menjadi tim pewarna dalam turnamen ini. "Saya merasa kami akan berakhir dengan kekecewaan seperti biasanya," ujar Lineker.

Jelang Piala Eropa, Roy Hodgson masuk menggantikan Fabio Capello di kursi kepelatihan. Sejumlah nama baru pun masuk ke dalam skuat the Three Lions.

Menurut Lineker, itu mungkin jadi perubahan yang melegakan bagi para suporter. Sehingga tidak terlalu menaruh harapan besar pada skuat Inggris untuk meraih prestasi di Piala Eropa mendatang.

Perkiraan Lineker mungkin ada benarnya jika melihat catatan prestasi Inggris ke belakang. Di kancah Piala Eropa, tak pernah sekalipun skuat the Three Lions mengangkat trofi juara. Raihan terbaik Inggris hanya mencapai fase empat besar pada 1968 dan 1996.

Begitu pun di Piala Dunia dalam dua dekade ke belakang. Paling jauh Inggris hanya bisa mencapai babak perempat final pada 2002 dan 2006.

Banyak pemain kelas wahid yang mengisi skuat Inggris memang belum menjadi jaminan untuk meraih prestasi. Catatan di turnamen sebelumnya sudah menjadi gambaran bagaimana kiprah skuat the Three Lions. Inilah yang menjadi salah satu alasan Lineker pesimistis melihat peluang negaranya berhasil di Ukraina-Polandia.

Di piala Eropa nanti, Inggris akan tergabung di Grup D bersama tuan rumah Ukraina, Swedia dan juga juara Piala Eropa 2000, Prancis. Kekuatan ketiga tim jelas tidak bisa dinggap remeh. Apalagi Inggris harus kehilangan penyerang produktif dalam dua laga awal karena masih menjalani hukuman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement