REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya pencarian instrumen pelengkap kotak hitam dari pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang menabrak Puncak Manik, Gunung Salak, Bogor, masih terus dilakukan. Tim SAR gabungan yang terdiri dari aparat Korem 061/Surya Kencana, personel Lanud Atang Sanjaya Bogor, bersama Kopassus dan Basarnas, masih menyisir lereng gunung setinggi 2069 meter dpl tersebut.
Pencarian ditujukan untuk Flight Data Recorder (FDR) yang semesti tak jauh dari ditemukannya Cookpit Voice Recorder (CVR) yang sudah ditemukan. "Tim (SAR gabungan) masih melakukan penyisiran, di sekitar bangkai pesawat," terang Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas), Marsekal Madya Daryatmo, saat dihubungi, Ahad (20/5) siang.
Daryatmo menjelaskan, saat ini 89 personel gabungan tersebut, bersama tim SAR Rusia telah meluaskan radius pencarian hingga satu kilo meter dari lokasi kejadian. Dia mengatakan, tidak ada batas waktu yang ditentukan dalam pencarian FDR tersebut.
Ia-pun membantah tentang pernyataan beberapa media yang mengatakan Ahad (20/5) menjadi target ditemukannya FDR. "Tidak ada target, yang ada hanya evaluasi dan kordinasi antar pimpinan di lokasi," kata dia.
Dia menyatakan, evaluasi tersebut dilakukan tiga hari sekali, sekaligus untuk mengganti para personel yang terlibat dalam pencarian FDR. "Medan di lereng gunung cukup berbahaya, tiga hari sekali ditukar," terang dia.
Sebagai koordinator pencarian FDR, Daryatmo juga mengatakan tetap berkordinasi dengan tim SAR Rusia yang juga masih melakukan pencarian. Dia menuturkan, pengawalan yang dilakukan Kopassus terhadap tim SAR Rusia adalah semata-mata untuk pencarian secara kolektif dan saling membantu. "Mereka (tim SAR Rusia-red) tersisa 16 personel, 22 personel ditarik ke Jakarta," ujarnya.