REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Kepala Polisi Resor Kota (Kapolresta) Pekanbaru, Riau, menegaskan bahwa tidak ada tolenransi untuk pelaku yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas kasus ponsel pintar merk BlackBerry yang diduga ilegal dan palsu.
"Semua pelaku yang terbukti terlibat akan disikat, tidak ada toleransi. Kami juga akan menuntaskan kasus ini setuntas-tuntasnya," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar di Pekanbaru, Selasa.
Kasus BlackBerry palsu ini kata Adang, saat ini masih dalam upaya penelusuran lebih jauh, mulai dari pendistribusi suku cadangnya, pelaku perakitan atau rekondisi hingga penadahnya akan ditangkap kalau benar terbukti.
Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Pekanbaru, AKP Arief Fajar Satria mengatakan, untuk perburuan pendistribusi suku cadang BlackBerry, ditelusuri hingga ke wilayah yang dicurigai, yakni Batam dan Tanjung Pinang.
Sementara untuk penelusuran pelaku perakitan, dilakukan Pekanbaru karena pada dasarnya sampel pertama ditemukan di Pekanbaru. "Kemudian untuk penadahnya, juga akan ditelusuri secara tuntas, meski ini merupakan tugas yang berat mengingat para penadah banyak atau tersebar di sejumlah wilayah Tanah Air," katanya.
Khusus di Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru, pihaknya juga telah mencurigai keberadaan BlackBerry palsu tersebut di sejumlah toko ponsel, baik yang berada satu atap pada mal atau swalayan berkelas, maupun di toko ponsel biasa.
"Nanti, jika telah tepat waktunya, maka penggerebekan akan segera digencarkan. Kasus ini merupakan kasus terbesar yang pernah ada di Tanah Air, jadi kami memang benar-benar serius untuk mengungkapnya secara tuntas," katanya.
Rekam jejak pengungkapan kasus BlackBerry ilegal dan palsu ini sebelumnya berhasil dilakukan oleh jajaran Polresta Pekanbaru di salah satu rumah roko (ruko) yang berada di Kompleks Pertokoan Hotel Grand Elite, Jalan Riau, Pekanbaru.
Pada kasus ini, polisi juga menyita ribuan telepon genggam merk Blackberry diduga palsu dan ilegal yang merupakan hasil penggerebekan di salah satu rumah toko (ruko) Blok D Nomor 8.
Modus dan operandinya, pemilik gudang sengaja mendesain bangunan yang dihuninya hingga tampak seperti toko ikan hias biasa. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya aquarium berisi ikan hias jenis arwana di ruang depan gudang atau toko tersebut.
Sementara pada dinding ruko bagian luar, pemilik menempelkan sebuah panplet dimana ruko tersebut juga difungsikan sebagai lokasi fashion anak-anak.