REPUBLIKA.CO.ID, Pembangunan Institut Muslim Liverpool diikuti dengan berdirinya sekolah Muslim yang dipimpin oleh Haschem Wilde dan Nasrullah Warren.
Institut ini menawarkan pelatihan dan pengajaran, baik bagi warga Muslim maupun non- Muslim. Saat itu, sempat muncul perdebatan saat sekolah tersebut menarik minat warga non-Muslim.
Masuknya Quilliam ke Islam juga diikuti oleh ibunya, Harriet, anak-anaknya, serta para ilmuwan dan intelektual yang seluruhnya mencapai 150 orang. Mereka semua adalah orang Inggris asli.
Untuk menyebarkan ajaran Islam, Quilliam juga aktif menulis dan memproduksi koran mingguan, The Crescent, pada 1893-1908. Di koran ini, edisi yang khusus membahas agama Islam terbit sebanyak tiga kali dalam sebulan dan diterjemahkan ke dalam 13 bahasa yang membuatnya terkenal hingga ke negara-negara Islam.
Maka, ia pun kerap menerima penghargaan dari pemimpin negara-negara Islam. Ia, misalnya, sempat bertemu dengan utusan Sultan Turki Utsmani, Abdul Hamid II, pada 1894. Ia pun pernah bertemu dengan Wakil Konsul Persia di Liverpool serta menerima bantuan dari Emir Afghanistan untuk membiayai Institut Islam di Liverpool.
Aktivitas dakwah Quilliam di Liverpool terhenti saat ia meninggalkan Inggris pada 1908 untuk memperdalam ilmu hukum. Properti yang sebelumnya difungsikan menjadi masjid dan institut Muslim ditempati dan dikelola putranya. Pada 1914, Quilliam kembali ke Inggris. Ia wafat di London pada 1932 dan dikebumikan di pemakaman Brookwood.
Berawal dari imigran Muslim India
Jejak Islam di daratan Inggris sebenarnya telah ada pada sekitar 1.000 tahun silam. Beberapa jejak arkeologis seperti kepingan uang logam dan bros menunjukkan bukti bahwa pada waktu itu kaum Muslim telah ada di sana.
Meski demikian, pertumbuhan kaum Muslim di Inggris baru berlangsung pesat pada awal abad ke- 18, seiring datangnya para imigran Muslim dari India.
Pada masa awal perkembangan itu, kaum Muslim terkonsentrasi di beberapa kota besar yang menjadi pusat perdagangan maupun kota pelabuhan, seperti Cardiff (Wales), Glasgow, London, dan Liverpool.
Setelah itu, gelombang imigrasi besar-besaran terjadi lagi pada pertengahan abad ke-20. Mereka sebagian besar merupakan pekerja yang dipekerjakan di pabrik-pabrik besi, baja, tekstil, dan industri lainnya. Mayoritas berasal dari Asia Selatan dan tinggal di kota-kota industri di kawasan Midlands (Inggris Tengah) dan kota-kota tekstil, seperti Lanchasire, Yorkshire dan Strachclyde.