REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Mahasiswa Universitas Birzeit melakukan aksi protes dengan menutup kampus pada Kamis (24/5) lalu. Mereka memprotes kampus atas tingginya biaya pendidikan dan tak adanya keringanan bagi mahasiswa tak mampu.
Para mahasiswa mengatakan, mereka melakukan aksi protes setelah pihak universitas menolak siswa dengan keluarga berpenghasilan rendah. Kampus juga tak memberi kesempatan para mahasiswa tersebut miskin tersebut untuk mencicil biaya kuliah. Saat pendaftaraan mahasiswa pada musim panas lalu, puluhan siswa tak mampu membayar uang untuk kuliah.
Saksi mata mengatakan, para pengunjuk rasa tersebut membakar ban di pintu masuk universitas. Seperti dalam lansiran Maan News, bentrokan terjadi setelah Dewan Direktur Universitas Kamal Abu Assaf meminta penjaga menutup gerbang kampus. Pada hari yang sama sekelompok mahasiswa di universitas tersebut melakukan aksi mogok makan. Mereka memprotes penahanan politik oleh otoritas setempat.
Para mahasiswa tersebut telah menginap di dalam kampus sejak 5 Mei lalu. Mereka mengatakan akan tetap di kampus sampai masalah dengan Otoritas Palestina dapat diselesaikan. Mereka mengancam akan meningkatkan serangan jika penahanan politik tak dihentikan.
Komisi Independen HAM mencatat pada 2011 lalu, 1.000 keluhan masuk terkait penangkapan sewenang-wenang otoritas di Palestina di Tepi Barat dan di Gaza terdapat lebih dari 700 keluhan.