Jumat 25 May 2012 15:53 WIB

Heryawan Minta Tambahan Alat E-KTP

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hafidz Muftisany
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Foto: Republika/Adji Sambogo
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Pemerintah pusat menargetkan program e-KTP bisa selesai seluruhnya di Jabar pada Oktober 2012. Namun, proses perekaman data di Jabar pada 15 kabupaten/kota serapannya masih kecil.Yakni, baru sekitar 15,35 persen saja.

Salah satu kendalanya, karena kekurangan mesin. Oleh karena itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meminta pada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menambah mesin e-KTP ke Jabar.

‘’Saya tadi sudah SMS Pak Mendagri,  harus ada penambahan alat di Jabar. Penduduknya kan 44 juta, pasti beda lah dengan provinsi lain,’’ ujar Heryawan usai melakukan perekaman data untuk e-KTP, Jumat (25/5).

Heryawan menjelaskan, Ia berharap target perekaman data di semua kecamatan di Jabar bisa tercapai. Karena, semua petugas sudah membuktikan keseriusan mereka. Rata-rata, petugas kecamatan bekerja hingga jam 21.00 WIB. Masyarakat pun, menyambut dengan antusias rela menyediakan waktunya untuk datang ke kantor kecamatan.

 

‘’Di Kecamatan Sumur Bandung tempat saya mendaftar e-KTP, rata-rata data yang bisa direkam perharinya 300 orang,’’ imbuh Heryawan.

Namun, sambung Heryawan, petugas terkendala dengan mesin e-KTPnya. Setiap kecamatan, hanya memperoleh dua alat saja. Padahal, jumlah penduduk di setiap kecamatan berbeda-beda.

‘’Harusnya, kalau di kota jumlah alat setiap kecamatannya empat,’’ kata Heryawan.

Kalau hanya memperoleh dua alat saja, kata Heryawan, satu peralatan rusak bisa mengganggu pelayanan. Tadinya, bisa merekam 300 data penduduk jadi hanya bisa merekam 150 penduduk saja dengan satu alat.

Menurut Heryawan, Ia pun akan mengusulkan ke Kemendagri kalau ada alat yang rusak sebaiknya langsung diganti dengan alat yang baru. Jadi, tak menunggu alat tersebut diperbaiki ke Jakarta. Kalau menunggu, waktu yang diperlukan akan lebih lama bisa sampai tiga pekan baru selesai diperbaiki.

‘’Mekanismenya harus seperti tabung gas, kalau beli gas kan yang kosong kita serahkan kita bawa yang berisi. Kira-kira, seperti itulah,’’ papar Heryawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement