REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seorang wasit papan atas dan mantan pemain internasional Malaysia didakwa terlibat dalam pengaturan pertandingan di Singapura, hal ini membuat skandal korupsi kembali menggelayuti sepak bola di negara Asia Tenggara ini.
Wasit asal Malaysia, Shokri Bin Nor, yang memimpin pertandingan final Piala Malaysia tahun lalu dan sehari-hari bekerja sebagai polisi, dan pemain sayap yang sudah pensiun, S. Thanasegar, dituduh mencoba mengatur hasil pertandingan di Liga Super Malaysia pekan ini.
Shokri (47) ditangkap sebelum pertandingan Selasa antara Lions XII dari Singapura melawan Sarawak asal Malaysia, demikian disampaikan melalui pernyataan Asosiasi Sepak bola Singapura (FAS). Seorang pengganti akhirnya ditunjuk untuk memimpin laga tersebut, yang berakhir dengan kemenangan 3-0 untuk Lions XII.
"Tuan Shokri Bin Nor kemudian didakwa oleh pengadilan...untuk pelanggaran terhadap Undang-undang Korupsi," demikian bunyi pernyataan tersebut. Seorang pejabat FAS mengonfirmasi bahwa Thanasegar (38) juga ditahan dan dikenai tuduhan."
Strait Times mengatakan keduanya setuju untuk membayar denda sebesar 15.000 ringgit Malaysia (4.736 dolar) untuk mengatur pertandingan. Tidak diketahui tim mana yang mereka jagokan.
Jika terbukti bersalah, mereka akan menghadapi hukuman penjara dengan masa tahanan sampai lima tahun dan denda maksimal sebesar 100.000 dolar Singapura (78.031 dolar), demikian kata surat kabar tersebut. Kasus ini akan kembali dipersidangkan pada 31 Mei.
FAS mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak menoleransi tindakan korupsi, setelah insiden terakhir, yang mengikuti insiden serupa di awal bulan ini, di mana dua mantan pemain asal Korea Selatan yang pernah memperkuat Geylang, klub Singapura, dinyatakan bersalah karena berupaya mengatur pertandingan.
Meski sangat makmur, Singapura memiliki catatan buruk perihal korupsi di dunia sepak bola, yang dipicu oleh jaringan perjudian ilegal. Dalam satu kasus sebelumnya, Raj Perumal asal Singapura, dijatuhi hukuman pernjara selama dua tahun di Finlandia karena melakukan pengaturan pertandingan pada Juli silam.
Pada 2008, Liaoning Guangyuan, didepak dari Liga Singapura, karena masalah pengaturan pertandingan. Pada Februari, para pejabat memulai penyelidikan pada Lions XII perihal kemenangan mereka saat menjamu Negeri Sembilan, yang menurut para pengamat merupakan pertandingan yang mencurigakan.
Singapura kembali berpartisipasi di kompetisi Malaysia pada musim ini setelah 18 tahun memisahkan diri, tindakan yang memicu kekhawatiran mengenai masalah pengaturan pertandingan.