REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tewasnya tiga suporter usai laga 'El Clasico' Liga Super Indonesia (LSI) antara Persija Jakarta versus Persib Bandung, menambah panjang daftar korban jiwa di jagad sepak bola Indonesia. Sebelum insiden di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Ahad (27/5) kemarin, lima supporter Persebaya lebih dulu meregang nyawa akibat aksi penganiayaan oleh sejumlah oknum supporter di Lamongan.
Kereta Bonek yang hendak menonton pertandingan Persebaya Surabaya di Bojonegoro dilempari batu ketika memasuki Kota Lamongan. Akibatnya, sejumlah Bonek terjatuh dari atap kereta dan meninggal dunia. Total sebanyak lima orang tewas akibat insiden yang terjadi pada Maret 2012 lalu.
Selang tiga bulan sejak tragedi itu terjadi, darah kembali mengalir di dunia sepak bola Indonesia. Kali ini nyawa tiga pemuda harus melayang di tengah ibu kota Jakarta, Ahad kemarin. Adalah Lazuardi (29), warga Menteng, yang meregang nyawa setelah dianiaya di Parkir Timur Senayan. Sedang dua pemuda lain yang tidak memakai atribut supporter Persija ataupun Persib juga harus meregang nyawa.
“Total korban tiga meninggal dunia dan empat luka,” ujar petugas Polsek tanah Abang, Brigadir Amin kepada Republika.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Mabes Polri menyangkut tragedi berdarah yang telah menewaskan delapan orang suporter sepak bola --yang mayoritas masih berusia belia-- dalam tiga bulan terakhir ini.