REPUBLIKA.CO.ID, Ada pula yang menyebutkan, ajaran Islam pertama kali tiba di Cina pada 615 M—kurang lebih 20 tahun setelah Rasulullah SAW tutup usia. Adalah Khalifah Utsman bin Affan yang menugaskan Sa’ad bin Abi Waqqash untuk membawa ajaran Islam ke daratan Cina.
Konon, Sa’ad meninggal dunia di Cina pada 635 M. Kuburannya dikenal sebagai Geys' Mazars. Menurut Ibrahim Tien Ying Ma, versi terakhir ini yang lebih valid.
Utusan Khalifah Utsman itu diterima secara terbuka oleh Kaisar Yong Hui dari Dinasti Tang. Kaisar Yong Hui menghargai ajaran Islam dan menganggap ajaran Islam punya kesamaan dengan ajaran Konfusionisme.
Untuk menunjukkan kekagumannya terhadap Islam, kaisar mengizinkan berdirinya masjid pertama di Chang-an (Kanton). Masjid itu bernama Huaisheng atau Masjid Memorial.
Menurut versi Ibrahim Tien Ying Ma, masjid itu diberi nama Kwang Tah Se, yang berarti menara Cemerlang, dan dibangun oleh Yusuf. Sedangkan, masjid lainnya yang dibangun di sini adalah Chee Lin Se, yang berarti masjid dengan tanduk satu. Kedua masjid itu masih tetap berdiri hingga saat ini setelah 14 abad.
Ketika Dinasti Tang berkuasa, Cina tengah mencapai masa keemasan dan menjadi kosmopolitan budaya. Sehingga dengan mudah ajaran Islam tersebar dan dikenal masyarakat Tiongkok.
Masa kejayaan Islam di Cina terjadi pada masa Dinasti Ming (1368-1644 M). Dalam bahasa Cina, Ming berarti gilang-gemilang (Arab: Munawwarah). Dinasti Ming berdiri setelah berhasil menaklukkan Dinasti Yuan yang berkuasa sejak tahun 1279-1368 M.
Pimpinan pemberontakan Dinasti Yuan dipimpin oleh Jenderal Kok Tze Hin, seorang panglima Muslim. Kok Tze Hin kemudian menyerahkan pimpinan pasukan revolusi kepada menantunya, Chu Yuan Chang (Emperor Chu). Ia berhasil merebut Kota Nanking beserta wilayah selatan Yang Tze King, dan bagian utara ibukota Khanbalik, yakni Peking.
Pada dinasti Ming inilah, Islam berkembang sangat pesat di Cina. Umat Muslim pun mendominasi kegiatan ekspor dan impor. Kantor direktur pelayaran secara konstan dipegang oleh Muslim selama periode ini. Pada masa Dinasti Ming, umat Islam secara penuh berintegrasi (berbaur) dengan masyarakat Han. Sebagian di antara mereka mengadopsi nama Muslim. Termasuk, berbusana Muslim dan cara makan ala Islam.