REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kontroversi keberadaan mobil mewah yang kedapatan memakai pelat TNI membuat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono angkat bicara.
Saat ditemui usai acara peringatan "Hari Pasukan Perdamaian Dunia atau Peacekeepers Day ke-64, di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (29/5), Panglima menegaskan bahwa pelat tersebut sudah tidak berlaku.
Matinya pelat tersebut diketahui pihaknya atas penyelidikan yang telah dilakukan. "Saat dilakukan penyelidikan, pelat itu sudah tidak berlaku," kata dia.
Pada penelitian itu juga, pihaknya melakukan pemantauan kepada sejumlah mobil yang kedepatan menggunakan pelat dan mobil TNI. Setelah dipastikan nomor polisi yang ada sudah tidak berlaku, ungkap Agus, "Jadi nomornya sudah kami cabut.''
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksama Muda (Laksda) TNI Iskandar Sitompul menambahkan, pihaknya meminta bantuan masyarakat untuk melaporkan jika menemukan ada mobil yang menggunakan pelat TNI dan mencurigkan.
Laporan-laporan tersebut, kata dia, akan membantu pihaknya dalam mencari pemilik kendaraan tersebut. "Kami memang terus mencari mobil-mobil tersebut," ujarnya.
Iskandar mengingatkan, bahwa pihaknya memiliki standar untuk mengeluarkan jenis mobil untuk operasi. Dalam jenis yang ada, Mabes TNI hanya menggunakan merek Toyota Royal Saloon sebagai kendaraan termewah.