REPUBLIKA.CO.ID, KUNDUZ - Lima pekerja kemanusiaan, termasuk dua dokter perempuan Barat, menurut pihak berwenang Afghanistan akhirnya dibebaskan dalam sebuah operasi, Sabtu (2/6). Mereka diculik oleh pasukan bersenjata bulan lalu saat berada di wilayah pegunungan terpencil di timur laut Afghanistan.
Para pekerja kemanusiaan tersebut bekerja pada lembaga Medair yang berbasis di Swiss. Saat diculik, mereka sedang dalam perjalanan di Provinsi Badakhshan yang dilanda banjir.
"Operasi oleh tentara berjalan sukses dan mereka semua telah bebas," ujar Wakil Gubernur Badakhshan Shamsul Rahman Shams.
Ia mengatakan, lima penculik terbunuh dalam operasi Jumat malam tersebut. Sebelumnya, polisi mengatakan para penculik meminta tebusan uang.
Penculikan warga asing menjadi hal biasa di sebagian wilayah Afghanistan sejak pasukan AS menggulingkan pemerintahan Taliban pada 2001. Pada 2010, sepuluh petugas kesehatan asing, enam di antaranya warga AS tewas di Badakhshan dalam sebuah serangan oleh pemberontak.
Polisi di Badakhshan mengatakan penembak itu merupakan kelompok kriminal yang memanfaatkan situasi sulit dan lemahnya pengawasan keamanan. Para pekerja kemanusiaan biasanya menaiki keledai untuk mengunjungi klinik terpencil di distrik Yawan. Jalan di distrik tersebut hancur karena salju yang mencair dan mengakibatkan banjir.
Sebagian pasukan keamanan Afghanistan mengambil alih ibukota provinsi Faizabad dan sebagian wilayah Badakhshan sebelum penarikan pasukan Barat pada 2014.