Rabu 06 Jun 2012 19:02 WIB

Wanita Arab Luncurkan Kampanye Berpakaian Sopan ke Mal

Rep: Gita Amanda/ Red: Hazliansyah
Wanita Muslim (ilustrasi)
Foto: masterlife.com
Wanita Muslim (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Baru-baru ini para perempuan lokal di Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan kampanye mengenai cara berpakaian sopan di mal. Kampanye tersebut kontan menarik perhatian berbagai media, dan mendorong diskusi di negara-negara Teluk.

Beberapa beranggapan kampanye kode etik berbusana tersebut melanggar kebebasan pribadi. Namun beberapa pencapat lain menganggap, gaya berpakaian wanita di Uni Emirat memang sudah terlalu jauh dari budaya setempat.

"Kami menghormati kebebasan pribadi, tetapi ini adalah budaya kami dan kebijakan yang perlu diterapkan di UEA," kata salah seorang pendiri kampanye Hanan Al-Rayes.

Di mal telah dipasang tanda peringatan yang meminta pengunjung berpakaian sopan. Meski begitu, tak ada denda dan polisi juga tak dapat mengambil langkah apa pun bagi yang melanggarnya.

Rayes dan temannya Asma al-Muhairi bekerja keras untuk meningkatkan kesadaran mengenai cara berpakaian di mal. Ia menyamakan kampanyenya dengan budaya sekuler di Prancis yang melarang wanita Muslim mengenakan cadar.

Menurutnya nilai-nilai budaya Arab dan Islam mengatur mengenai cara berpakaian yang sopan. "Saya tak bisa berdebat melawan Prancis melarang penggunaan niqab. Sebab itu aturan dan hukum mereka, kita harus menghormati," kata Rayes.

Rayes juga membandingkan kampanye ini dengan larangan merokok di mal. Jika perokok bisa mematuhi aturan larangan merokok di mal, seharusnya wanita juga dapat mematuhi aturan cara berpakaian sopan di mal.

Dia juga mengatakan, pada dasarnya banyak orang yang menetang cara berpakaian tidak sopan ke mal. Namun sayangnya, hanya sedikit dari mereka yang mau 'berbicara'.

"Saya tidak tahu mengapa mereka tetap tenang. Inilah yang membuatku sedih," ujar Rayes.

Ia mengatakan telah mengajukan perihal ini pada tiga mal besar di UEA. Namun hanya Dubai Mal yang memberikan respon. Tapi mereka juga tak menanggapinya dengan cukup serius.

Rayes menambahkan, dia merasa malu jika datang ke mal bersama keponakannya yang masih kecil, kemudian mereka melihat wanita dengan pakaian terbuka. Ia mengatakan jika televisi mungkin masih bisa dikontrol, tapi itu tak bisa dilakukan di mal.

sumber : al-arabiya
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement