Jumat 08 Jun 2012 15:30 WIB

Sekretaris Pribadi Saddam Hussein Digantung

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Patungperunggu Saddam Husein saat dirobohkan
Foto: AP
Patungperunggu Saddam Husein saat dirobohkan

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD-- Orang kepercayaan sekaligus sekretaris pribadi Saddam Hussein, Abed Hamid Hmoud, dieksekusi dengan digantung, Kamis (7/6). Orang nomor empat dalam daftar pencarian Amerika Serikat (AS) di Irak itu dieksekusi, karena melakukan genosida atau pembunuhan secara massal terhadap warga Irak.

Menteri Kehakiman Irak, Haidar al-Sadii, mengatakan, jasad Hmoud akan diserahkan kepada keluarganya pada Kamis. Hmoud adalah pejabat senior terbaru yang dieksekusi setelah jatuhnya Saddam Hussein selama invasi AS sembilan tahun yang lalu. Hmoud adalah orang kelima Saddam yang dieksekusi di Irak setelah diktator tersebut.

Hmoud yang merupakan sepupu jauh Saddam yang ditangkap oleh pasukan AS pada Juni 2003, tiga bulan setelah invasi. Ia orang nomor empat yang dicari AS setelah Saddam dan kedua putranya, Qushai dan Odai. Hmoud yang berusia 50 tahun itu dieksekusi, karena menumpas anggota partai oposisi dan partai-partai keagamaan yang dilarang di era pemerintahan Saddam. Hanya partai berkuasa Baath yang diizinkan

Dia juga termasuk di antara 15 orang yang diadili, karena peran brutal mereka dalam menghalau pemberontakan rakyat setelah 1991.  Sebagai sekretaris pribadi Saddam, Hmoud mengontrol akses presiden Irak dan merupakan salah satu dari sedikit orang yang dipercaya sepenuhnya oleh Saddam Hussein.

Sebelumnnya, eksekusi gantung telah dilakukan terhadap sepupu Saddam yang dikenal dengan sebutan Chemical Ali. Begitu pula menteri luar negeri Saddam, Tariq Aziz, yang dihukum pada 2010. Eksekusi para mantan pejabat rezim Saddam adalah topik sensitif di Irak. Ketegangan sektarian sangat tinggi sejak pasukan AS terakhir meninggalkan negara itu Desember tahun lalu.

Vatikan telah mengajukan banding terhadap pemerintah syiah Irak agar tidak mengeksekusi Aziz. Menurut Vatikan, kematiannya tidak akan membantu usaha rekonsiliasi di Irak.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement