Sabtu 16 Jun 2012 05:53 WIB

Harga Cengkeh Tinggi, Alhamdulillah Petani Untung

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Heri Ruslan
Panen Cengkeh
Foto: antara
Panen Cengkeh

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Harga komoditas cengkeh saat ini sedang di atas angin, yakni mencapai Rp 90 ribu per kilogram untuk cengkeh kering.

Padahal, tahun sebelumnya antara Rp 50-60 ribu per kilogram. Kondisi tersebut, jelas merupakan angin segar bagi petani cengkeh. Pasalnya, musim panen tahun ini keuntungan yang diperoleh petani jauh lebih lumayan.

Darman (35 tahun), petani cengkeh asal Kampung Citukung, Desa Linggamukti, Kecamatan Darangdan, mengatakan, musim panen tahun ini jauh lebih baik. Selain hasil produksi meningkat, harga cengkeh dipasaran juga tinggi.

"Hasilnya lumayan," ujar Darman, Jumat (15/6).

Darman menyebutkan, dirinya hanya memiliki enam pohon cengkeh dalam ukuran besar. Meskipun sedikit, namun saat panen hasilnya mencapai 60 kilogram. Cengkeh yang telah dipanen itu, tidak dijual dalam kondisi basah. Melainkan kering. Supaya, harga jualnya lebih tinggi.

Selain itu, jika dalam kondisi basah para tengkulak tidak mau membeli. Soalnya, cengkeh dari Purwakarta ini harus dikumpulkan dulu oleh tengkulak. Kemudian dijual ke pabrik rokok yang ada di luar Purwakarta. Sehingga, kondisinya harus benar-benar kering. Agar tidak busuk.

Sebagian besar warga di desanya, menanam pohon cengkeh. Rempah-rempah ini, sangat menunjang perekonomian warga. Meskipun panennya hanya sekali dalam setahun, namun hasilnya lumayan menguntungkan.

"Kami membudidayakan cengkeh sejak dulu," jelasnya.

Penghasilan dari komoditi ini, sebagai tambahan dari upah harian tetap buruh pertanian. Seperti panen tahun ini, Darman mendapatkan penghasilan mencapai Rp 5,4 juta.

Petani cengkeh lainnya, Didin Saepudin (46 tahun), mengatakan, bagusnya harga cengkeh tahun ini, dikarenan curah hujan yang turun selama enam bulan tidak terlalu intens. Sehingga, curah hujan ini tak menganggu bunga cengkeh.

"Bila sering diguyur hujan, bunganya mudah rontok," ujar Didin.

Ia menjelaskan, siklus produksi dari tahun ke tahun selalu menunjukkan angka yang fluktuasi. Dengan kata lain, hasil panen setiap tahunnya berbeda-beda. Tahun kemarin, petani merugi. Sebab, curah hujan yang turun jauh lebih lama ketimbang musim kemaraunya. Akan tetapi, panen tahun ini hasil produksinya meningkat.

Petani cengkeh di desa ini, lanjut dia, mengenal siklus empat tahunan dan tiga tahunan. Siklus empat tahunan, yaitu dalam setahun produksi bagus. Dua tahun berikutnya produksi sedang. Kemudian, dalam setahun lagi hasil produksinya merosot.

"Tahun ini, merupakan awal dari siklus empat tahunan," jelasnya.

Kemudian, ada lagi siklus tiga tahunan. Siklus ini, setiap tahunnya bergilir, dari mulai hasil produksi bagus, sedang hingga merosot tajam.

Dengan kondisi harga yang bagus ini, dirinya berharap budidaya cengkeh akan semakin meningkat. Dengan begitu, warga akan memiliki penghasilan sampingan selain dari pertanian.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement