Jumat 22 Jun 2012 13:55 WIB

MAJT akan Gelar Halaqah Ulama dan Cendekia

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Heri Ruslan
Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) menggelar Halaqah Ulama dan Cendekia, pada Sabtu (23/6) besok. Beragam tokoh akan hadir mengisi acara peringatan Isra' Mi'raj 1433 Hijriah tersebut.

Acara halaqah akan dimulai pukul 08.00 WIB di Aula MAJT Jalan Gajah Raya Semarang. Kali ini panitia mengambil tema "Reaktualisasi Shalat bagi Kehidupan Manusia Kontemporer." Acara juga akan dibuka oleh Ketua Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah, Drs. H. Ali Mufiz. MPA.
Sekretaris panitia Halaqah, Ahsan Fauzi mengatakan, terdapat lima ulama atau tokoh yang akan menjadi pembicara dalam acara tersebut. Mereka diantaranya Ulama dan Pengasuh Ponpes Al Itqan Semarang, K.H. Haris Shadaqah, PWM Jateng, Drs. K.H. Rozihan, S.H, M.Ag, Guru Besar Fakultas Kedokteran UNDIP Prof. dr. H. Amin Husni, M.Sc, Budayawan Prof. Dr. H. Mudjahirin Thohir, MA, serta Psikolog sekaligus Pengelola Yayasan Kesehatan Jiwa Fatwa Semarang dr. H. Ismed Yusuf, Sp. KJ.
"Masing-masing pembicara akan membawakan tema Reaktualisasi Shalat dalam beragam perspektif, baik yuridis normatis (Fiqh), perspektif kesalehan individu dan sosial, kesehatan fisik dan mental, makna ritual dan peradaban, serta perspektif psikologis," ujar Ahsan yang juga Ketua Umum Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA-JT).
Ahsan juga mengatakan, acara tersebut akan diikuti 250 peserta yang terdiri dari delegasi perguruan tinggi, takmir masjid, remaja masjid, pondok pesantren, ormas Islam ?dan organisasi kepemudaan tingkat jawa tengah.
Ketua Panitia Halaqah Ulama dan Cendekia, Dr. Hamdani Mu'in, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan menjalin ukhuwah Islamiah. Dengan kegiatan tersebut juga diharapkan dapat membuat peserta memaknai makna shalat secara komprehensif.
"Ibadah shalat tidak sekadar menjadi kewajiban umat islam, akan tetapi shalat merupakan sebuah kebutuhan kita. Sehingga Shalat berfungsi sebagai instrumen untuk tanha an al-fahsya wa al-munkar (mencegah kekejian dan kemunkaran). Dalam pengertian modern maka shalat secara teoritis berfungsi untuk mengatasi problem baik fisik, psikologis dan kultural yang dihadapi oleh masyarakat. Di samping itu, sholat juga dapat mewujudkan sikap religuitias Islam seseorang," ujar Dosen IAIN Walisongo Semarang tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement