Kamis 28 Jun 2012 10:41 WIB

Uswah: Sherly Annavita, Memaknai Hidup dengan Dakwah (1)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Sherly Annavita.
Foto: Republika/Agung Supri
Sherly Annavita.

REPUBLIKA.CO.ID, Masih ingat lima tahun lalu wajah imut Sherly Annavita menghiasi layar stasiun televisi swasta. Saat itu usianya masih belia. Ia tampil dalam ajang “Pemilihan Dai Cilik (Pildacil) IV”.

Kala itu, ia tidak berhasil menyabet gelar juara, tetapi perwakilan Nanggroe Aceh Darussalam ini termasuk yang diidolakan.

Kini, Sherly bukan belia lagi. Ia saat ini menjadi gadis remaja. Ia menempuh kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina Jakarta. Wajah cantiknya sering muncul di layar kaca setelah terpilih sebagai finalis pada ajang “Dai Muda Pi lihan 2012 Antv”.

Sherly berbagi kisah tentang keikutsertaannya pada ajang bergengsi itu. Ia sempat kaget ketika mengikuti audisinya. Beberapa peserta bukan wajah asing baginya. Mereka adalah teman lama saat berpartisipasi di Pildacil. “Jadi, ajang ini sekaligus reuni dengan teman-teman lama,” tutur Sherly.

Ada cerita menarik sebelum ia mengikuti audisi dalam ajang “Dai Muda Pilihan 2012”. Niatnya hanya mengantar sahabatnya, Rona, yang juga alumni Pildacil. Bukannya Sherly tidak tertarik pada ajang ini, tetapi ia belum mengantongi restu orang tua. Pasalnya, mereka menginginkan dirinya fokus pada kuliah. “Karena saya mendapat beasiswa sehingga kuliah tidak boleh keteteran,” ujarnya.

Sherly sempat dilema karena teman-teman dekatnya terus mendesaknya agar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Putri kedua dari tiga bersaudara ini akhirnya luluh. Ia mencoba ikut audisi tanpa restu orang tua. Toh, belum tentu juga lolos karena peserta dari Jakarta banyak.

Sherly mulai panik ketika namanya lolos dalam setiap tahapan tes. Sampai akhirnya dering telepon mengabarkan namanya terpilih sebagai perwakilan dari Jakarta. Ia gelisah bukan kepalang. Astaghfirullah. “Langsung terbayang wajah Mamih pasti tidak akan setuju,” kenang Sherly.

Benar saja ketika kabar bahagia disampaikan ke ibunya, dara yang mahir bahasa Jepang ini langsung kena semprot. Mamih belum juga melunak, tetap tidak memberi izin. Daripada tidak mendapat restu orang tua, Sherly memilih mengundurkan diri.

Untungnya, saat niat itu belum terucap, ibunya menelepon memberi restu dengan catatan, kalau terjadi apa-apa dengan urusan kuliah, putrinya harus menanggung sendiri. Sherly merasa lega ketika ibunya memberi izin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement