REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pada 2019-2020 mendatang pemerintah menargetkan sebanyak 20 persen pemuda Indonesia usia 17-20 tahun masuk ke perguruan tinggi (PT). Pasalnya hingga tahun ini, baru 8 persen pemuda usia 17-20 tahun yang masuk ke PT. Jumlah ini masih sedikit dibandingkan Malaysia yang mencapai 20 persen lebih.
"Jangan sampai anak anak kita usia 18 tahun langsung bekerja. Kita dorong mereka ke PT. Kita akan tingkatkan anggaran untuk pendidikan. Salah satunya dengan Keluarga harapan, itu mendorong kita menuju wajib belajar 12 tahun dulu," kata Menko Perekonomian Hatta Radjasa saat pelepasan mahasiswa KKN di Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (28/6).
Selain itu pemerintah mulai tahun ini juga terus mendorong pemuda Indonesia untuk studi lanjut ke luar negeri. Hal ini penting untuk membuka wawasan para pemuda. "Terutama, untuk program pasca sarjana karena untuk program Sarjana di Indonesia juga tak kalah bagusnya," tambahnya.
Hatta mencontohkan tahun ini pemuda Indonesia yang studi lanjut ke Moskow sebanyak 150 orang. Namun pemuda Malaysia dan Vietnam mencapai 10 ribu orang. Karenanya, ke depan pemerintah akan menambah beasiswa bagi program semacam itu. Hal ini akan di koordinasikan dengan Kementrian Pendidikan.
Meski, kata dia, tahun ini komposisi usia 17-21 tahun yang bekerja juga mengalami penurunan. Namun pemerintah masih perlu mendorong agar peningkatan akses pendidikan bagi usia tersebut semakin tinggi.
Hal yang harus diperbaiki di dunia pendidikan selain akses ke PT, kata dia, juga antara lain adalah minat pemuda untuk ilmu pengetahuan dan teknik yang semakin turun. Hatta juga mendorong PT untuk memberikan bekal kewirausahaan bagi mahasiswanya. "Dengan begitu akan banyak technopreneur di Indonesia," tandasnya.
Dalam kesempatan itu Hatta melepas 5.588 mahasiswa dalam KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM ) UGM. Hatta mendorong program ini untuk mendukung pencapaian pengentasan kemiskinan sebelum berakhirnya MDGs 2015. Pasalnya, pemerintah telah menargetakan tahun 2014 angka kemiskinan bisa menurun hingga 8-10 persen dan pengangguran turun 5-6 persen.