REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Georgia Grigol Vashadze melakukan kunjungan pertamanya ke Indonesia di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jumat (29/06).
''Kunjungan ini sarat akan nilai sejarah. Selain merupakan kunjungan yang pertama, Vashadze juga akan meresmikan Kedutaan Besar Georgia yang pertama di Asia Tenggara," ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam konferensi pers bersama.
Vashadze menegaskan Indonesia memiliki posisi penting bagi Georgia. Ada beberapa hal yang membuat Indonesia sangat penting di mata Georgia. Menurutnya, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di dunia, anggota G-20 dan pemimpin ASEAN. Bermitra dengan Indonesia akan mendatangkan keuntungan bagi Georgia.
Dengan menempatkan kedutaan besar pertamanya di Asia Tenggara yang berlokasi di Jakarta, Vashadze percaya hubungan Georgia dengan Indonesia akan semakin meningkat. Hal serupa juga sebelumnya disampaikan Marty. Dalam merayakan 20 tahun hubungan diplomatik RI-Georgia tahun depan, kedua negara akan terus menggiatkan berbagai upaya peningkatan hubungan bilateral.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, Marty menyampaikan kedua negara telah mendiskusikan peningkatan hubungan perdagangan dan investasi, perkembangan global dan kawasan serta rencana saling mengunjungi kedua negara. Keduanya juga sempat memaparkan pandangan masing-masing terkait konflik di Suriah.
Usai pertemuan bilateral, kedua menteri menandatangani dua perjanjian kerjasama, yaitu mengenai kerjasama ekonomi dan teknik, dan kesepakatan mengenai konsultasi bilateral. Republik Indonesia dan Georgia masih akan merampungkan beberapa perjanjian, antara lain penghindaran pajak berganda, perjanjian bebas visa, perlindungan investasi dan kerjasama perdagangan dan ekonomi.
Marty mengatakan yang terpenting bukanlah banyaknya kesepakatan, tapi tekad untuk memajukan kemitraan ke level yang lebih tinggi. Nilai perdagangan kedua negara mengalami peningkatan sebesar 27 persen pada 2010 dari 30,333 juta dolar AS menjadi 41,288 juta dolar AS. Jumlah ini akan cenderung meningkat.
Ditambah lagi, Indonesia adalah mitra dagang terbesar keempat bagi Georgia di Asia Tenggara. Georgia sendiri merupakan negara pecahan Uni Soviet yang memiliki pendapatan pertahun sebesar 24,51 miliar dolar AS dengan keunggulan di bidang pertanian, industri dan jasa.