REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA -- Mediator Konflik Internasional Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Suriah, Kofi Annan, mengumpulkan para menteri luar negeri negara-negara barat dan arab. Hadirnya para pejabat tinggi negara-negara tersebut dilakukan untuk menempa strategi bersama yang efektif, guna mengakhiri 16 bulan konflik di Suriah.
Menteri Luar Negeri Inggris Willian Hague saat pertemuan krisis tersebut, mendesak Pemerintah Rusia dan Cina menyetujui kesepakatan negara-negara sekutu terkait rencana transisi politik di Suriah. Walau dikatakannya sulit, tetapi selalu terdapat kesempatan bagi komunitas internasional untuk mencapai kesepakatan mengenai nasib Presiden Bashar Assad.
"Kami dapat melakukannya hanya dengan dukungan Rusia dan Cina," kata Willian, saat berbicara di majelis Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Jenewa. seperti dilansir laman Reuters.com, Sabtu (30/6).
Menurut dia, tampuk kekuasaan yang dipelihara Assad selama hampir 12 tahun memimpin Suriah harus ditanggalkan. Hal itu perlu dan merupakan bagian dari proses transisi politik yang harus disepakati oleh negara-negara PBB, agar keamanan dan stabilitas politik di negara konflik tersebut berhenti.
Sebelumnya, Jumat (29/6), Menlu Amerika Serikat, Hillary Clinton di St Petersburg, juga melakukan pembicaraan yang serupa dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Akan tetapi kesamaan pandangan terhadap resolusi konflik dan pandangan terhadap Presiden Assad menemui jalan buntu.
Sebagai sekutu terdekat Presiden Assad, Pemerintahan Moskow menegaskan bahwa setiap transisi politik yang terjadi di Suriah, harus dibebaskan dari peran dan kekuatan asing.