REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Menteri Industri Prancis, Arnaud Montebourg, memanggil manjemen perusahaan otomotif nasional, PSA Peugeot Citroen, yang tengah berjuang mengatasi krisis. Menteri ingin memastikan perubahan cepat dalam pengelolaan terkait masa depannya perusahaan. Pasalnya, muncul kecemasan nyata berupa PHK besar-besaran dalam perusahaan tersebut.
Pabrik mobil terbesar kedua di Eropa sedang mencari jalan untuk melakukan penghematan tahun ini. Mereka, menurut keterangan resmi serikat pekerja pada Kamis (28/6), bersiap menutup salah satu pabrik di Paris.
"Keputusan yang anda ambil, tak diragukan membawa konsekuensi ke seluruh industri otomotif dan terutama outsourcing," ujar Montebourg dalam surat yang ditujukan kepada CEO Peugot, Phillipe Varin. Surat elektronik itu disampaikan pula kepada Reuters.
"Karena itu saya meminta manajemen PSA memperjelas niat itu secepat mungkin kepada publik," ujarnya.
Penangguran di Prancis meningkat dalam tiga belas bulan terakhir. Angka penduduk tanpa pekerjaan mencapai titik tertinggi pada April lalu, terhitung dari Agustus 1999.
Pemerintah sosialis baru di negara itu telah mengambil peran aktis menjaga situasi dan mencegak gelombang penutupan pabrik. Presiden Prancis, Francois Hollande, menugaskan Montebourg untuk memulihkan penurunan di sektor industri.
Dalam suratnya. Motebourg menyeru kepada PSA untuk mulai mengawalai 'dialog sosial demi menciptakan amunisi bersama untuk menghadapi kendala dan kesulitan dengan tetap menghargai karyawannya."
PSA, pekan lalu memberi pengumuman kepada pekerja mengenai rencana mengurangi produksi Peugot 208, mobil mungil yang dirakit di Poissy, Paris bagian barat. Langkah itu dilihat sebagai upaya awal untuk menutup pabrik Peugot yang telah lama terancam bangkrut sejak mengalami guncangan pada 2011.