REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Suasana Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, beberapa hari terakhir kerap diwarnai antrean panjang. Bahkan, dua hari terakhir, pelabuhan yang menjadi pintu keluar-masuk Bali dari sebelah barat itu diwarnai oleh antrean yang mengular.
"Ya begitu itu suasananya, kalau lagi musim liburan," kata Kepala Cabang PT Indonesia Ferry Gilimanuk, Wahyudi Siswanto, Ahad (1/7).
Ketika dihubungi melalui telepon, Wahyudi mengatakan, dia masih berada di Jakarta. Sementara itu salah seorang petugas PT Indonesia Ferry Gilimanuk, Utomo, Sabtu (30/6) malam, membenarkan, kalau di Pelabuhan Gilimanuk ada penumpukan kendaraan.
Dikatakan Utomo, penumpukan sudah bisa diurai pada pagi harinya dan kendaraan berukuran kecil sudah bisa diseberangkan semuanya. "Tapi untuk truk, mereka memang lebih lambat. Karena muatan kapal harus dibagi-bagi antara kendaraan besar dan kecil," kata Utomo.
Berdasarkan pemantauan Sabtu malam, suasana antrean truk sampai dua kilometer ke luar areal pelabuhan. Keadaan itu sering membuat kendaraan kecil terjebak dalam antrean truk, sehingga harus mengantre berjam-jam lamanya. "Saya kecewa karena tidak ada petugas yang mengarahkan, padahal seharusnya tidak mengantre bersama truk," kata Arifin, warga Denpasar yang akan berkunjung ke Bangil, Jawa Timur.
Seharusnya, kata dia, di ujung antrean sudah ada petugas yang menunggu dan mengatur, mobil kecil langsung dipisahkan dari antrean truk. Kalau harus ngantre karena terjebak antrean truk, waktu menjadi sia-sia. "Bayangkan, saya terjebak di antrean truk sampai tiga jam," kata Arifin.