Ahad 01 Jul 2012 10:01 WIB

Barton Mencintai Caterpillar Sejak Kuliah

caterpillar
Foto: kaevandamine.wordpress.com
caterpillar

REPUBLIKA.CO.ID,Glen A Barton, tumbuh di Alton, Missouri. Sejak kecil, ia gemar memainkan permainan yang membutuhkan kemampuan berpikir, mengutak-atik sepeda dan mesin cuci, atau menggunakan mesin motor. Tak heran, di usia lima tahun, ia sudah terbiasa mengendarai traktor saat membantu kakeknya mengangkut besi hitam.

Saat menjadi mahasiswa Teknik Mesin di Univeritas Missouri, Columbia, ia magang di Departemen Pekerjaan Umum yang sedang membangun jalan tol Missouri. Ketika itu, Departemen menggunakan peralatan milik Caterpillar yang menarik perhatian Barton. Begitu lulus pada 1961, ia langsung melamar ke perusahaan alat berat itu.

Bertahun-tahun Barton meniti karirnya di Caterpillar. Ia memulai dari anak training, marketing, manajer di berbagai kantor Caterpillar di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Jepang, hingga menjadi manajer di kantor pusat di divisi peralatan. Ia kemudian beralih tanggung jawab memasarkan truk pengangkut, kontrol produk, dan perencanaan pengembangan usaha. Pada 1987, ia ditunjuk menjadi VP Caterpillar dan Presiden Turbin Solar di San Diego, California.

Karirnya terus berkembang dan menjadi pimpinan divisi-divisi penting, seperti produk, konstruksi, kehutanan, dan perlengkapan pertambangan. Divisi itu didudukinya tidak hanya di di Amerika tapi juga sampai ke Jepang. Ia kemudian mereorganisasi perusahaan di bidang bisnis dan hasilnya, pada 1999, Barton masuk nominasi Presdir dan CEO Caterpillar menggantikan Donald V Fites yang menduduki jabatan tersebut selama sembilan tahun.

Di awal kepemimpinannya, kondisi tidak begitu menguntungkan. Ketika itu, permintaan produk Caterpillar di seluruh dunia sedang menurun tajam. Barton kemudian mengubah haluan dengan membuat produk berkapasitas kecil untuk mesin dan truk, untuk tetap bertahan di situasi yang sulit tersebut.

Barton yakin krisis saat itu bukan akhir segalanya. Ia pun gencar mencari terobosan dengan mendiversifikasi produk dan layanan. Ia juga mengakuisisi, membuka toko penyewaan, memangkas biaya operasional, menjalankan bisnis melalui internet, dan mengembangkan kemampuan internal. Usahanya itu membuat Caterpillar menjadi solid dan mencetak penjualan sebesar 30 miliar dolar AS pada dekade pertama abad 21.

Meski sudah menghasilkan uang, baginya belum cukup. Sebagai CEO, ia ingin perusahaan memiliki reputasi yang baik. Saat Gen Perlindungan Lingkungan (EPA) membuat standar mesin yang aman bagi lingkungan, Caterpillar membuat standar tambahan, yaitu efisiensi bahan bakar untuk meningkatkan kualitas.

Barton kemudian mengikuti aturan perusahaan dengan pensiun di usia 64 tahun pada 2004. Ia meninggalkan kesuksesan bagi Caterpillar atas kemampuannya mengelola pelanggan, berintegritas, memberikan nilai kepada pemegang saham, dan meyakini karyawan sebagai elemen penting bagi perusahaan.

sumber : persona
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement