REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Garda Revolusi Iran mengumumkan mereka akan menembakkan rudal balistik dan lainnya pada target gurun selama latihan perang tiga hari mulai Senin. Latihan itu, seperti diakui, merupakan peringatan terhadap ancaman aksi militer Israel dan Amerika Serikat.
"Peluru kendali dari permukaan ke permukaan jarak jauh, sedang dan pendek akan ditembakkan dari lokasi yang berbeda di Iran ... di pangkalan udara replika seperti yang digunakan oleh pasukan militer luar kawasan," kata kepala divisi kedirgantaraan Garda yang bertanggung jawab atas sistem peluru kendali, Brigjen Amir Ali Hajizadeh.
"Manuver ini mengirim pesan kepada bangsa-bangsa petualang bahwa Korps Garda Revolusioner Islam siap untuk menggertak bersama dengan persatuan bangsa Iran, dan dengan tegas akan menanggapi setiap gangguan yang disebabkan oleh mereka," katanya seperti dikutip oleh situs Sepah News.
Meskipun Iran sering mengadakan latihan perang, latihan ini tampaknya menggarisbawahi ancaman Teheran untuk menyerang pangkalan militer AS di negara-negara tetangga - di Afghanistan, Bahrain, Kuwait dan Arab Saudi - jika diserang oleh Israel atau Amerika Serikat.
Tel Aviv dan Washington telah mengatakan bahwa aksi militer terhadap Iran tetap pilihan jika diplomasi dan sanksi gagal meyakinkan republik itu untuk mengekang program nuklirnya yang sensitif.
Hajizadeh mengatakan, latihan perang, berjudul Nabi Besar 7, untuk "menguji akurasi dan sistem hulu ledak rudal" dengan menembak kamp-kamp tiruan di Gurun Kavir di Iran tengah.
Dia menyebutkan dua jenis rudal balistik yang akan digunakan: Qiam, yang memiliki rentang perkiraan sekitar 500 kilometer (300 mil), atau 750 kilometer menurut media Iran, dan rudal anti-kapal Khalij Fars, yang memiliki jangkauan 300 kilometer.