REPUBLIKA.CO.ID, LAUSANNE -- Seorang janda Yasser Arafat, Bapak Nasionalisme Palestina, meminta izin untuk kembali menggali jenazah suaminya yang telah dikuburkan tujuh tahun lalu. Permintaan tersebut terkait laporan Aljazeera yang menyatakan kemungkinan Arafat diracun oleh musuh-musuhnya.
Arafat meninggal tujuh tahun lalu pada usia 75 tahun. Sebuah laporan Aljazeera mengatakan, kemungkinan Arafat diracun dengan polonium. Polonium adalah sejenis isotop radioaktif yang sangat langka.
Laporan tersebut kontan bertentangan dengan catatan medis Arafat selama ini. Hal ini membangkitkan teori konspirasi di twitter. Banyak dugaan muncul Arafat dibunuh oleh agen-agen Israel atau musuh-musuh Palestina.
Aljazeera mengatakan, laporan berdasarkan pada jejak polonium yang ditemukan pada pakaian Arafat dan barang-barang lain. Barang dan pakaian tersebut diberikan oleh istrinya Suha, pada Institut Radiasi Fisika di Universitas Lausanne, Swiss.
Arafat ditemukan jatuh secara tiba-tiba pada Oktober 2004 lalu. Ia kemudian dinyatakan meninggal di sebuah rumah sakit di Prancis pada 11 November. Sebab kematiannya tak diberitahukan saat itu.
Catatan medis yang diperoleh The New York Times pada 2005 menunjukkan, Arafat meninggal akibat stroke. Stroke tersebut karena gangguan perdarahan yang disebabkan oleh infeksi misterius.