REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Warga Tasikmalaya menyatakan kesiapan mereka untuk menyumbangkan pasir dari Gunung Galunggung untuk menjadi pondasi gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang alokasi anggarannya tertahan di DPR-RI.
Hal itu terungkap pada saat acara pengumpulan saweran koin untuk KPK di bundaran Tugu Adipura, Jalan KH Zainal Mustofa, Kota Tasikmalaya, serta di kawasan bundaran Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (8/7).
Di Tugu Adipura, aksi saweran digelar puluhan massa dari Barisan Rakyat Nasional (BRANI) dan Yayasan Setetes Darah Sejuta Harapan (SETARA) yang selama ini aktif pada kegiatan donor darah.
Sekjen BRANI, Baihaqi Umar, menyatakan antusiasme warga saat menggelar aksi ternyata sangat tinggi hingga pada siang hari pelaksanaan telah terkumpul dana sebesar Rp 1.031.200 yang berasal dari para pengguna jalan yang melintas di kawasan tersebut.
“Uang yang telah terkumpul nantinya akan kami kirim langsung ke Jakarta ke posko saweran, kontak langsung dengan aktivis ICW dan TI telah kami lakukan secara intensif,” kata Baihaqi.
Ada yang sedikit unik pada pelaksanaan pengumpulan saweran tersebut, karena beberapa warga yang tergerak hatinya dan memahami dari aksi aktivis tersebut mengungkapkan kesediaan mereka membeli pasir Gunung Galunggung untuk dijadikan pondasi gedung KPK.
Alasannya, Gunung Galunggung memiliki pilosofi kuat, dan memang kualitas pasir yang dihasilkannya juga sangat tinggi sehingga juga akan sangat kuat untuk dijadikan pondasi.
“Jelas saya trenyuh mendengar keinginan warga yang polos itu. Namun, tentunya hasil saweran ini terlebih dahulu akan kami konsultasikan kepada aktivis di Jakarta, apakah nanti dikirimkan dalam bentuk uang atau pasir Gunung Galunggung,” ujar Baihaqi.