Rabu 11 Jul 2012 13:48 WIB

Jelang Puasa, Buah Impor Menurun

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Hafidz Muftisany
Buah impor, ilustrasi
Foto: Wordpress
Buah impor, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjelang bulan puasa, impor buah-buahan memperlihatkan tren yang menurun. Ketua Asosiasi Ekportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia Kafi Kurnia mengatakan sejak pelabuhan Tanjung Priuk ditutup untuk pintu masuk impor buah dan sayur sejak 19 Juni lalu, importir masih 'ogah-ogahan' untuk mengimpor buah.

"Turun hampir 50 persen," ujar Kafi saat dihubungi, Rabu (11/7).

Kafi mengatakan gudang di pelabuhan Tanjung Priuk kini hampir kosong. Padahal, biasanya menjelang puasa gudang buah selalu penuh karena kebutuhan buah meningkat.

Menurutnya, importir masih enggan melakukan impor melalui Pelabuhan Tanjung Perak. Pasalnya, perjalanan dari Surabaya menuju kota-kota besar memerlukan waktu lama. Selain itu, harga dolar juga sedang naik semakin memberatkan importir.

"Importir tidak mau ambil resiko setidaknya sampai situasi baik. Bulan puasa, kami juga puasa dagang," kata dia.

Buah impor dari Amerika, Kanada dan Australia juga tidak banyak yang masuk karena yang dibutuhkan oleh Indonesia sedang tidak musim diproduksi oleh negara-negara tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor buah dari bulan Januari hingga Mei meningkat dari 354.122.931 dolar AS menjadi 392.377.380 dolar As. Sementara itu, impor sayur turun dari 271 juta dolar AS menjadi 230 juta dolar As.

Kafi mengatakan kenaikan nilai impor buah bisa jadi disebabkan karena importir nekat menggenjot impor buah sebelum Tanjung priuk ditutup. Namun ia yakin hingga akhir tahun, nilai impor buah dan sayur akan lebih rendah dari tahun lalu.

"Peningkatan impor yang kemarin cuma untuk stok saja, tapi komulatif akhir tahun saya yakin akan turun,"katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement