REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengaku tidak tahu menahu mengenai hibah pesawat Hercules C-130 yang diwacanakan terjadi pada 2012 ini. Sebab, Pemerintah dalam hal ini Kemenhan belum memberi laporannya. "Ketika tahun 2012 ini muncul berita hibah, DPR belum diberi pemberitahuan dari Kemenhan, bahkan surat juga belum sampai,"ujarnya pada ROL di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Selasa (10/7).
Informasi soal hibah ini gencar terjadi pada Mei tahun 2011 lalu. Sehingga, dalam pembahasan APBN-P dari kepala staf angkatan udara (KSAU), pihaknya akan menerima hibah empat pesawat Hercules dari Australia tersebut.
Namun, keempat pesawat itu memerlukan biaya perbaikan yang cukup besar. Untuk itu, DPR menyetujui dengan menganggarkan biaya perbaikan sebesar Rp 462,5 milyar.
Tapi, tiba-tiba pemerintah mengatakan pembatalan hibah tersebut. Pemerintah kemudian mengajukan alokasi dana perbaikan itu dialihkan untuk memperbaiki pesawat Hercules lama yang rusak di markas TNI.
DPR menyetujui pengalihan anggaran guna perbaikan lima pesawat Hercules yang rusak di markas TNI. Tapi, hal tersebut tidak jadi dan tetap menerima hibah di tahun 2012 ini. "Kami bingung, tadinya tidak jadi malah kemudian jadi lagi tahun 2012,'' ujar TB, bingung. n c39/aghia khumaesi