Kamis 12 Jul 2012 02:31 WIB

RI-Korsel Awali Pembicaraan Kerja Sama Ekonomi

Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Sebanyak 110 tenaga kerja Indonesia (TKI) bersiap untuk diberangkatkan ke Korea Selatan, Ciracas, Jakarta, Senin (7/5). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan akan memulai pembicaraan kemitraan ekonomi komprehensif dalam kerangka Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada Kamis (12/7). Menurut Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Iman Pambagyo, di Jakarta, Rabu (11/7), pertemuan awal itu akan membahas kerangka acuan dan cakupan kerja samanya antara kedua negara.

"Ini pertemuan pertama sehingga tidak ada target khusus kecuali membangun 'guiding principles' yang nanti menjadi pedoman dalam perundingan substansi kerja sama," katanya.

Sebelum pembicaraan awal kerja sama itu dilakukan, kedua negara sudah melakukan sejumlah persiapan termasuk membentuk kelompok studi bersama serta melakukan konsultasi dan sosialisasi ke publik. Kerja sama ekonomi komprehensif ditargetkan dapat mendorong peningkatan nilai perdagangan antara kedua negara menjadi 50 miliar dolar AS tahun 2015.

Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai total perdagangan Indonesia dan Korea Selatan tahun 2011 sebanyak 29,4 miliar dolar AS dan sepanjang Januari-April 2012 sebanyak 9,8 miliar dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan tercatat selalu surplus sejak tahun 2007. Tahun 2011 nilai surplus perdagangan Indonesia dengan negara itu sebanyak 3,4 miliar dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement