Jumat 13 Jul 2012 12:06 WIB

Pimpinan Taliban Bisa Jadi Capres, Ini Syaratnya

Presiden Afghanistan, Hamid Karzai
Foto: AP
Presiden Afghanistan, Hamid Karzai

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Hamid Karzai, kemarin, mendesak pemimpin tertinggi Taliban Mullah Omar menghentikan perjuangan melawan pemerintah Afghanistan dukungan AS. Sebagai imbalannya ia bisa mencalonkan diri sebagai presiden negara yang dilanda perang itu.

Mullah Omar, pemimpin Taliban bermata satu yang diburu sejak AS menggulingkan pemerintahnya pada akhir 2001, adalah salah satu buronan utama dunia dan kini memimpin perjuangan kelompok tersebut untuk menggulingkan Karzai. Dia berulang kali meminta Omar dan gerilyawan lain yang memerangi pemerintahnya untuk meninggalkan kekerasan dan menerima penyatuan damai.

"Saya mengulangi seruan saya pada semua orang Afghanistan, yang bukan boneka dari pihak lain dan (hanya) memiliki masalah dengan kami di dalam negeri, mereka diterima dengan baik untuk berunding," katanya seperti dilansir AFP, Jumat (13/7).

"Mullah Mohammad Omar bisa datang ke Afghanistan di mana pun yang ia inginkan. Ia bisa membuka sebuah kantor politik untuk dirinya sendiri namun ia harus meninggalkan senjata. Ia dan teman-temannya bisa datang dan membentuk partai politik, berpolitik, menjadi seorang calon dalam pemilihan umum. Jika rakyat memilihnya, bagus untuk dia, dan dia bisa memimpin," tambah presiden Afghanistan itu.

Taliban berulang kali menolak tawaran damai Karzai dan pada tahun ini menarik diri dari pembicaraan penjajagan dengan AS di Qatar. AS melakukan langkah-langkah ke arah pembicaraan dengan Taliban di Qatar, di mana mereka berencana membuka sebuah kantor perwakilan.

Karzai, yang ditolak Taliban karena dianggap sebagai "boneka", telah terang-terangan mendukung langkah itu. Namun ia dikabarkan khawatir karena ia tidak akan dilibatkan dalam perundingan di Qatar.

Washington menekankan bahwa setiap perundingan dengan Taliban untuk mengakhiri perang hanya bisa berlangsung dengan persetujuan pemerintah Afghanistan, yang nantinya akan memimpin proses itu. AS mengirim utusan ke Kabul pada Januari untuk memastikan bahwa Karzai memperoleh peranan utama bila perundingan dengan Taliban telah dimulai. Taliban sejauh ini bersikeras bahwa mereka tidak akan memasuki negosiasi bila pasukan asing masih berada di Afghanistan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement